Sabtu, 29 September 2012

Mengapa berobat ke Luar Negeri?


Tulisan ini merupakan hasil pengamatan saya dan menjadi inspirasi untuk menilik suatu isu lama yang masih tetap eksis sampai sekarang, yaitu mengapa orang Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri?
Jawaban paling klasik adalah: berobat di dalam negeri biayanya mahal dan tidak transparan serta mutu pelayanan yang diterima pasien sering sekali sangat mengecewakan. Di negeri ini, kesehatan dan pendidikan yang merupakan keperluan mendasar bagi warganya, sering sekali dikomersilkan dan menuntut biaya mahal. Karena itu, sekolah dan rumah sakit kerap  menjadi ‘musuh’yang sulit diajak kompromi bagi masyarakat menengah ke bawah. Tidak sedikit orang miskin yang harus mengorbankan nyawanya, karena tidak memiliki biaya ataupun uang jaminan. Di sisi lain, pihak rumah sakit selalu berdalih dengan seribu satu alasan, dan terkesan “tidak punya rasa dan tidak punya hati” serta tidak merasa salah dan berdosa.
Jawaban kedua, yaitu pengadaan peralatan medis yang memadai, belum tersedia di seluruh rumah sakit. Bahkan di beberapa rumah sakit swasta yang menampilkan kesan “mewah” dan meminta bayaran mahal, kerap terjadi pembohongan publik, karena ternyata tidak mempunyai peralatan medis yang diperlukan untuk kondisi kritikal dan mengancam jiwa, sehingga pasien yang datang berobat ke rumah sakit ini, sering sekali tidak mendapatkan rawatan maksimal dan akhirnya diikuti dengan kematian atau kecacatan yang sangat tidak sebanding dengan biaya perawatan yang dikeluarkannya.
Jawaban ketiga adalah karena buruk dan tidak sistematisnya sistem pelayanan yang diberikan oleh semua jajaran rumah sakit ataupun sarana pelayanan kesehatan lainnya, baik dari sisi medis maupun non-medis. Kondisi ini membuat masyarakat pengguna jasa pelayanan medis mengalami kecewa berat dan berusaha mencari alternatif lain. Pelayanan administrasi yang ada pada kebanyakan rumah sakit dan sistem pelayanan kesehatan lain di negeri ini, sering sekali menampilkan kondisi birokrasi yang sangat ruwet dan tampak tidak punya niat untuk memudahkan dan memberikan pelayanan yang lebih baik. Komunikasi efektif di antara pasien dan keluarganya dengan pihak administrasi, perawat, dokter dan unsur-unsur penunjang pelayanan medis lainnya, tidak terwujud. Tidak heran kalau hal ini   secara langsung maupun tidak langsung, akan membentuk sikap krisis kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pihak rumah sakit dan sistem pelayanan kesehatan lainnya.
 Menurut asumsi saya, hal mendasar yang menjadi sumber kebobrokan ini adalah unsur sumber daya manusianya. Untuk mengantisipasi kondisi  negatif ini, perlu diupayakan pembinaan dan peningkatan sistem pelayanan, baik dari sisi pelayanan medis, peralatan medis yang memadai dan sistematika pelayanan administrasi, yang kesemuanya dikendalikan oleh sumber daya manusianya (SDM). Kemampuan SDM harus mendapat prioritas perhatian, dan harus dibina secara sungguh-sungguh. Sebenarnya banyak dokter di dalam negeri yang berperilaku baik dan kompeten di bidangnya masing-masing. Namun masyarakat terlanjur menstreotipekan mereka sebaliknya. Banyak pandangan negatif masyarakat terhadap para dokter yang terbentuk oleh ulah beberapa gelintir dari mereka, Terkadang kondisi ini terasa tidak adil, dan terkesan seperti yang dikiaskan oleh pepatah: “Karena nila setitik, rusak susu sebelanga”. Namun tatanan moral dan etika yang kian hari makin nyata degradasinya, kadang kala membuat kondisi  yang “tidak layak” menjadi hal yang lumrah. Kondisi ini membuat orang-orang yang masih mempunyai idealisme kian terpinggirkan, sehingga pepatahnya berubah menjadi: “Karena nila sebelanga rusak susu setitik”.  
Untuk menjadi seorang tenaga medis baik dokter ataupun perawat yang handal, hal mendasar yang sangat diperlukan adalah pembentukan watak dan perilaku yang baik, diikuti kemampuam keilmuan dan keterampilan yang memadai, sehingga akan lahir tenaga medis yang kompeten di bidangnya. Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah perlunya membangun kepribadian yang mencintai, menghayati profesi dan tanggung jawab dalam menjalankan profesinya. Namun realita yang ada saat ini, pendidikan dokter tampak agak mengabaikan hal ini. Banyak calon dokter yang tidak benar-benar berminat dan kurang mampu menjalani pendidikan dokter, tetapi beruntung memiliki orang tua yang mampu meskipun harus membayar kelas mandiri yang sangat mahal. Menjalani pendidikan dokter hanya untuk memenuhi keinginan orang tua dan prestise, tanpa adanya penghayatan profesi. Selain itu, masyarakat menilai para calon dokter ini mempunyai imej ‘high class’ yang terkesan kurang mau berbaur dengan sekitar (hanya berbaur dengan sesama golongannya saja). Begitu juga dengan para perawat yang banyak terkesan kurang terampil melaksanakan tugas keperawatannya. Bahkan tidak sedikit perawat yang baru tamat sekolah, belum cukup pelatihan tentang keperawatan tetapi sudah diberi kewenangan menangani pasien. Mungkin faktor-faktor ini harus kita jadikan pembelajaran dan sekaligus tamparan untuk mengatasi ‘bibit awal’ krisis kepercayaan di dalam masyarakat.
Kebanyakan rumah sakit di negeri kita, memberikan pelayanan yang  masih jauh dari semestinya. Padahal negeri ini mempunyai banyak dokter yang tidak kalah hebat, bahkan banyak yang menjadi dokter yang handal di luar negeri. Namun tampaknya mentalitas masyarakat kita, masih sering  menganggap bahwa semua yang luar negeri selalu lebih hebat, dan tidak yakin dengan kemampuan bangsa sendiri. Hal lain yang  juga harus mendapat perhatian adalah, pelayanan kesehatan di luar negeri berlangsung dengan integritas tinggi di antara komponen2 pendukungnya. Kerjasama tim dokternya tampak lebih solid, jauh dari sikap arogan dari masing2 komponennya, dan selalu mengutamakan kepentingan pasien di atas segala-galanya. Kondisi ini sangat mendukung optimalisasi pelayanan kesehatan yang diterima oleh pasien. Satu hal yang sangat mengesankan adalah tarif berbagai pelayanan medis yang mereka berikan mereka dipaparkan secara jelas dan transparan. Dengan demikian,  pasien dapat memprediksi sendiri perkiraan biaya perawatan yang harus dikeluarkannya.  Berbagai hal yang dikemukakan ini sudah banyak diketahui dan dialami oleh masyarakat kita yang yang berobat ke luar negeri dan sering menjadi perbincangan dalam hal membandingkan keterbukaan dan transparansi serta fasilitas pelayanan medis yang mereka terima di luar negeri.
Satu pengalaman pelayanan medis yang saya terima ketika mengalami warts di tapak kaki yang menyebabkan saya susah berjalan. Waktu itu tahun 2002 dan saya sedang kuliah di luar negeri. Keluhan ini sudah saya alami sebelum berangkat sekolah dan saya sudah berobat ke dokter di dalam negeri. Ketika itu saya tidak mendapat penjelasan apapun dari dokter yang merawat saya.  Saya hanya diberi obat dan tidak sembuh2. Akhirnya saya mencoba pergi ke salah satu rumah sakit di sana. Begitu masuk ruangan, dokter yang menangangi saya dengan sangat ramah menyambut dan berkomunikasi sangat baik dengan saya, walaupun pada saat itu kami menggunakan bahasa Inggris. Dokternya memberikan penjelasan yang begitu logis dan menyarankan agar kaki saya di laser agar ketuatnya terbuang semua. Laser dilakukan kurang lebih 20 menit dan setelah itu saya diberi obat untuk penghilang rasa sakit. Tiga hari kemudian saya sudah dapat berjalan dan kuliah seperti biasa.
Ternyata untuk mengurangi kecenderungan masyarakat yang dengan mudahnya terbang ke luar negeri, ada salah satu alternatif yang dilakukan pemerintah yaitu dengan membangun rumah sakit bertaraf internasional dengan kondisi bangunan yang bagus, nyaman dan dilengkapi peralatan yang canggih pula. Namun hal ini tidak bisa dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat kita. Hanya golongan-golongan atas saja yang bisa berobat di sana sementara yang dari golongan bawah merasa minder karena takut terbentur dengan permasalahan biaya. Dengan kata lain, solusi ini dianggap belum tepat sepenuhnya. 
Jadi masyarakat menengah ke bawah harus berobat kemana? Untuk mengurangi rasa minder tersebut, sebaiknya sebuah rumah sakit umum meningkatkan mutu layanan medik. Namun ada tiga permasalahan yang karap kali membenturnya dan harus banyak diperbaiki. Yang pertama, pengawasan pemerintah. Yang kedua, peningkatan tentang perilaku dokter. Yang ketiga, menelaah sikap para pengusaha dalam mengelola rumah sakit sekaligus tanggap terhadap masalah-masalah dan mau terjun langsung melakukan sidak melihat keadaan.
Saya coba uraikan satu persatu. Masalah pertama soal pengawasan ketat dari pemerintah. Banyak rumah sakit yang belum sepenuhnya menyentuh pelayanan medik walau sebenarnya hal ini sudah di bawah naungan Departemen Kesehatan RI untuk mengawasi mutu yang tidak hanya fokus pada kelengkapan sarana tetapi harus memperhatikan aspek efisiensi dan ketepatan ketika menangani pasien. Namun apakah ini terealisasi?
Masalah kedua, tentang peningkatan perilaku dokter juga harus diperhatikan. Banyak sikap dokter di Indonesia kurang menempatkan kepentingan pasien sebagai prioritas utama. Dalam hal berkomunikasi ketika menjelaskan kepada pasien atau keluarganya masih sangat lemah, terkesan kaku bahkan kurang ramah, alhasil tercipta gap antara dokter dengan pasien. Coba bandingkan dengan contoh ketika kaki saya hendak di laser. Tidak jarang banyak cerita yang berkembang di belakang soal omongan masyarakat yang berkata “...malas ah, dokter itu, ga ramah”. Selain sikap di atas, sering terjadinya problem intern soal hubungan antar para dokter yang tidak sefaham (berbeda pandangan) akibatnya membuat pasien sering menjadi taruhannya. Hal ini juga menjadi faktor yang menggoyangkan mutu layanan untuk masyarakat kita berobat di dalam negeri.

Masalah terakhir yaitu sikap pengusaha rumah sakit jangan terlalu cenderung kepada pengembalian modal dan keuntungan semata. Sehingga mereka sering mengabaikan masalah-masalah kecil atau besar yang seharusnya menjadi perhatian khusus. Masalah kecil yang dapat saya sebutkan yaitu soal sistem. Hal yang paling dasar yaitu kebersihan ruangan rawat (sprei, selimut, gorden yang kurang bersih), kamar mandi yang aduhai, kelengkapan di ruangan yang masih minim (pispot yang tidak tersedia di semua ruangan rawat), persediaan infus yang masih manual, tata letak dalam ruangan yang kurang apik seperti keberadaan wayer berseliwiran, rembesan AC yang membuat dinding menjadi kotor, semen tegel dinding tidak rapi, keberadaan ruang tunggu untuk keluarga pasien ibarat naik kapal laut kelas 3 ditambah lagi dengan sikap masyarakat kita yang terkesan cuek dan tidak turut menjaga kebersihan. Selain itu ketertiban untuk menaati melepas alas kaki, menggunakan baju khusus, memakai masker, mencuci tangan ketika memasuki ruangan ICU juga masih sering dilanggar. Bahkan dokter sekalipun. Yang tidak kalah serunya adalah tentang keberadaan kucing-kucing liar yang berlalu lalang, membuang air sembarangan di areal ruang rawat pasien dan menjilati sisa makanan di piring pasien yang terletak sembarangan. Bukankah rumah sakit seharusnya identik dengan ke-sterilan? Namun kenapa pengusaha rumah sakit sepertinya tidak tanggap dan kewalahan mengatasi hal kecil ini?
Lemahnya ekonomi rakyat dan lemahnya kepercayaan terhadap pelayanan yang diberikan pemerintah serta permasalahan biaya dan prosedur yang bertele-tele akhirnya membuat masyarakat seperti berbelok arah. Akhir-akhir ini pengobatan tradisional, pengobatan alternatif bahkan pengobatan ala suku bangsa mulai marak dipilih oleh masyarakat. Keberhasilan pengobatan ini disampaikan melalui iklan-iklan yang ditayangkan untuk meyakinkan masyarakat beralih pengobatan yang lebih alamiah dah terbukti ampuh. Apakah ini salah satu strategi untuk mengurangi intensitas masyarakat kita berobat ke luar negeri? Atau sebagai strategi untuk mengalihkan pengobatan dalam negeri yang serba kacau?
Lantas apakah solusi terbaik? Apakah sudah saatnya kita tegas mengganti sistem lama dan beralih kepada sistem baru? Sepertinya masalah di rumah sakit hanya segelintir dari masalah kompleks yang dimiliki negeri ini. Sebuah masalah berujung menjadi sebuah kendala besar yang selalu terbentur oleh sistem yang telah berakar lama dan membudaya (enggan melihat ke luar), alhasil sulit sekali rasanya mengajak apalagi mengganti kepada sebuah perubahan. Coba tanya kenapa? Andai saja pemerintah mau mengupayakan bagaimana meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pemberian solusi perkenomian yang baik, pasti tingkat biaya kesehatan tidak akan mahal.

The X-Files "searching for the Truth and destroy the Lies"


The X-Files adalah sebuah genk 3 orang agen khusus yaitu Ilma Tamsil, HArdiansyah Buddy Sr dan Frian S Siregar yang sering menyelidiki berbagai kasus yang tidak terselesaikan. Awalnya sih iseng-iseng aja, karena kebiasaan ketiga agen ini selalu janjian buat ngopi bareng. Tapi bukan gampang yang namanya buat janji. Ketiga agen ini adalah manusia super busy. Timing selalu bentrok dengan jadwal masing-masing. Tapi kalau sudah bertemu, senangnya bukan kepalang. Tak ada yang bisa memisahkan mereka waktu pun tak akan tega, mereka bertiga bersama selamanya. Pembahasan yang terjadi sangat beragam. Mulai dari curhatan pribadi, penentuan cinta sejati, menguak tabir orang-orang yang selalu bikin masalah, harapan perubahan masa depan negara/pemerintah hingga masalah keagamaan. 

Ilma Tamsil adalah tokoh yang selalu mempunyai insting jarang meleset mulai dari mencari kebenaran, merasakan keganjilan dan kebohongan, menciptakan primbon cabut kuliah atau cabut latian paduan suara yang sangat sulit di elakkan oleh Frian S Siregar dan HArdiansyah Buddy Sr. Karena insting yang jarang meleset ini, akhirnya menggerakkan HArdiansyah Buddy Sr untuk mewujudkan semua kebenaran itu dengan kepiawaiannya yang tekun dan sabar karena prinsip HArdiansyah Buddy Sr adalah jangan tanggung-tanggung. Sedangnya Frian S Siregar adalah agen yang paling santai karena kerjaanya meribak ribak, membawa suasana menjadi semakin panas alias nge-gas tetap maju melawan ketidakbenaran tersebut. 




The X-Files mempercayai keberadaan kadal leging bercorak yang dibeli di petisah 'apa carik kak?', lekong si manusia misterius, duo dewa dan dayang-dayang penganggu. Ini lah yang masih menjadi tugas utama mereka bertiga saat ini.

Seiring waktu berjalan, mereka bertiga semakin mempunyai hubungan persahabatan yang erat. Mulai share cerita masalah yang dihadapi, saling kasi masukan dan support, bercerita soal sesosok spesies yang ga ada matinya hingga masak spageti, makan tomyam dan bontotin kue raya. 

Banyak fakta yang dapat dibuktikan secara rasional dan lama kelamaan membuka fikiran mereka untuk mengungkapkan cerita sebenarnya. Hal ini sesuai dengan prinsip "searching for the truth and destroy the lies (X-Files, 2012)". 

Rabu, 09 Mei 2012

THE STELERS 2012


The Stelers (2012)



Ketika musuh yang tidak terduga muncul, mengancam keselamatan dan keamanan dunia, MuLFury direktur Badan Per-Kede-an Internasional yang dikenal dengan D’AMOR SHIELD membutuhkan tim untuk menyelamatkan kedai unyunya dari ancaman pelebaran jalan. Usaha perekrutan pun dimulai. IlmaRon Man, Captain Avena Namurambe, The Incredible Apri Hulk, Ozie Hawkeye, Olie Thor, dan Black Inonk Widow dikumpulkan untuk menaklukan seorang Dewa Kehancuran yang sangat waham bernama Barbel. Dengan semua gabungan kekuatan, tugas dirasakan akan tampak lebih mudah. Namun kenyataanya tidak begitu. Para hero-hero ini malah sibuk dengan urusan masing-masing. Namun sesibuk apapun itu, mereka punya prinsip selo alias santai karena semua bisa di stel dan lancar. Sama dengan cerita asalnya, Apri Hulk sempat merasakan aura perang dengan Captain Avena Namurambe. IlmaRon Man juga pernah melawan kekuatan Olie Thor. Sementara Ozie Hawkeye malah adem-adem saja, malah sedang bermimpi untuk bisa mendapatkan hati Black Inonk Widow.

Kali ini bahaya yang mengancam memang tidak bisa dipandang selo. Bisa jadi inilah akhir dari peradaban bumi. Rasanya tidak mungkin ada kekuatan di muka bumi yang sanggup menandingi The Barbel’s dan pasukannya kuatnya. Satu-satunya harapan adalah kalau para superhero yang selama ini beroperasi sendiri-sendiri digabung menjadi satu tim agar mereka juga sekuat The Barbel’s. Masalahnya, menggabungkan para tokoh super dengan latar yang unik-unik ini bukan perkara yang mudah. MuLFury dengan tampuk kepemimpinan D’AMOR SHIELD yang kemudian melanglang buana naik turun angkot dan rutin melakukan fitness selalu menunggui markas D’AMOR untuk mengumpulkan mereka yang memiliki kemampuan melebihi manusia biasa. Dan akhirnya membentuk The Stelers, yang di ambil dari kata stel, sebuah tim yang diramalkan akan menjadi penyelamat bumi dari ancaman The Barbel’s.

IlmaRon Man sang presdir memiliki karakter baik, santai, suka bercanda, senang membantu siapa saja, namun bisa berubah menjadi besi (prinsip ironman) kepada beberapa orang-orang yang kontra. IlmaRon Man bertempur melawan orang-orang kontra menggunakan senjata repulsor ray ciptaannya sendiri. 

Kalau di The Avengers, di awal-awalnya Iron Man sedikit kontra dengan Captain America, IlmaRon Man dengan Captain Avena Namurambe justru kompak. Sempat juga berjarak karena masalah masa lalu, namun karena IlmaRon Man dan Apri Hulk menjaga pertemanan, alhasil hubungan dengan Captain Avena Namurambe menjadi baik. IlmaRon Man dan Captain Avena Namurambe selalu berdiskusi dan bertukar fikiran karena Captain Avena Namurambe juga punya profesi yang sama dengan IlmaRon Man. Captain Avena Namurambe dikenal dengan sosok santai yang kreatif. Dia lah pencipta slogan ‘selo stel lancar’ dan menerapkan slogan ini dalam kehidupan harian. Captain Avena Namurambe mempunyai visi misi mengangkat budaya khususnya Batak di mata dunia. Di skala kecil, Captain Avena Namurambe sangat benci dengan petinggi-petinggi yang selalu KKN dan hobi menekong. Capten Avena Namurambe bertempur menggunakan senjata andalannya yaitu ‘mengolah’. Namun sering tidak membawa kebaikan untuk dirinya karena selalu tidak diridhoi Yang Maha Kuasa. Setiap kebaikan yang diajarkan saudara kembarnya Olie Thor selalu disangkal dengan ejekan. Di skala besar, Captain Avena Namurambe sangat membenci pemerintah. Lihat saja komen-komennya di akaun twitternya. Keberadaannya sangat sulit dilacak karena alat komunikasi andalannya sering off, maklum dibeli di pajak ular itupun ngutang sama si Cula. Soal tampang, Captain Avena Namurambe sangat jauh dari kata keren, karena kebiasannya bergadang dan on di jam-jam horor. Captain Avena Namurambe memiliki rambut panjang terurai dan memiliki brewok-an yang lebat. Coba bayangin, mirip siapakah dia? Maka tidak ragu, Black Inonk Widow memberi julukan kepada Captain Avena Namurambe sebagai Oh Manusia Goa yang disingkat oleh IlmaRon Man dengan OMG. Di rumah, ternyata Captain Avena Namurambe sangat rajin karena sering membantu mengurusi farm-ville milik ayah dan maminya. Kalau sudah bergabung dengan teman-temannya terutama Ozie Hawkeye pasti ada saja bahasan rahasia mereka. Salah satunya keyword yang popular adalah kan-kin-kun, bebeng, polkadot, dan masih banyak lagi.

Di The Stelers, Black Inonk Widow kebetulan adalah adik kandung The Incredible Apri Hulk. Black Inonk Widow hanya muncul beberapa kali karena kesibukannya terbang di Indonesia bagian Timur. Sama seperti Black Widow di The Avengers, Black Inonk Widow punya keahlian khusus yaitu meramal perewangan. Karena Black Inonk Widow tinggal berjauhan dengan The Incredible Apri Hulk, tapi komunikasi mereka tetap berjalan. Mereka selalu bercanda di twitter. Black Inonk Widow sekarang sudah dekat dengan IlmaRon Man, Capten Avena Namurambe, Olie Thor dan Ozie Hawkeye.

The Incredible Apri Hulk sangat berbeda dengan Hulk aslinya. Apri Hulk putih. Banyak orang menyangka Apri Hulk adalah seorang keturunan TingHoa padahal dia seorang Acehnesse. Apri Hulk sehari-harinya adalah seorang marketing. Karakternya santai, ramah dan cepat akrab dengan siapa saja. Sifatnya yang peduli terhadap sesama sering direalisasikannya melalui bentuk charity. Hari-harinya dijalanin bersama si Kumar dimana waktu yang tunduk kepadanya. Semenjak kehadiran Gotik di rumahnya, makin membuat dirinya lebih santai. Inilah yang membedakan dengan hero-hero yang lain. Apri Hulk bebas melakukan tugas rumah. Karena itu, dia pasti punya waktu buat jalan-jalan, nonton ataupun bermain hula-hop dengan alunan musik Shakira. Apri Hulk tidak seperti Hulk aslinya yang kalau ada tekanan akan berubah menjadi monster besar berwarna hijau. Tekanan yang dia rasakan akan tersalurkan ke dalam mimpi-mimpinya. Amazing..!! Dengan fikirannya yang sedikit ‘dewasa’ banyak visi misi serta hasrat yang ingin dijalankan oleh Apri Hulk namun belum juga terealisasi termasuk ingin memiliki benda eksklusif yang berwarna putih.

Di The Stelers, Ozie Hawkeye adalah teman sejatinya Captain Avena Namurambe. Kemana-mana bisa dikatakan selalu berdua menunggangi BMW andalannya. Ozie Hawkeye diperkenalkan dengan IlmaRon Man dan Apri Hulk oleh Captain Avena Namurambe ketika mereka berkumpul. Memang pada dasarnya hero-hero MuLFury ini orangnya asik-asik dan cepat akrab. Makanya mudah saja menyatukan mereka satu sama lain. Setelah berkenalan dengan IlmaRon Man dan Apri Hulk, Ozie Hawkeye akhirnya berkenalan juga dengan Black Inonk Widow. Ozie Hawkeye karakternya baik, santai, senang bercanda, selalu dibuli Captai Avena Namurambe, tapi karena solatnya lebih rajin dari Captain Avena Namurambe maka hidup Ozie Hawkeye sedikit lebih lurus. Mimpi Apri Hulk ke Eropa sangat di impi-impikan Ozie Hawkeye di dalam hidupnya. Di rumah, Ozie Hawkeye juga rajin membantu ayahanda-nya yang berdarah Jawa dan ibunda yang berdarah Pakistan. Sama seperti Hawkeye aslinya yang memiliki keahlian memanah, Ozie Hawkeye juga mempunyai keahlian memanah, yaitu memanah hati cewe-cewe dengan bebeng.

Di The Stelers, Olie Thor adalah saudara kembar Captain Avena Namurambe. Sifat mereka sangat bertolak belakang. Olie Thor sedikit lebih keras, sensitif, tempramen, namun untuk urusan tertentu dia sangat perduli dan baik sekali. Kalau di The Avengers Ironman dengan Thor pernah saling menunjukkan kekuatan masing-masih, maka di The Stelers, IlmaRon Man pernah berseteru dengan Olie Thor. Olie Thor sempat pergi dan tidak mau bergabung dengan hero-hero lainnya. Beruntung IlmaRon Man dan Apri Hulk tidak mau membalaskan dendam mereka, mengingat hubungan baik yang telah terjalin bertahun-tahun dan mereka akhirnya malah merangkul Olie Thor untuk bergabung kembali. Di dalam kehidupan nyata, Olie Thor termasuk santai. Perlahan-lahan semua sifat buruknya mulai ditinggalkannya dan berubahmenjalani hidup yang lebih lurus dan memang faktanya sekarang lebih alim. Sifat ini lah yang tidak bisa ditiru oleh saudara kembarnya Captain Avena Namurambe. Olie Thor sekarang bekerja di sebuah telekomunikasi informasi yang identik dengan warna kuning. Selain itu, Olie Thor juga sering main bongkar pasang.  Jika di The Avengers, Thor adalah saudara tiri Loki (musuh yang jahat), di The Stelers, Olie Thor pernah menjadi Wamen seseorang.

Lantas bagaimana MuLFury dari D’AMOR SHILED beserta para hero super ini bersama-sama menghadapi ancaman, melindungi masyarakat agar tetap selo stel lancar? Cedikot The Stelers on Cinema this May! 

Minggu, 01 April 2012

AROUND THE HOSPITAL IN 29 DAYS

(Blog ini berupa catatan saya selama di RS, Febuari-Maret 2012)

21 Febuari : pukul 20.00 seperti biasa saya mengantar kaisar ke praktek. Tapi malam ini bedak karena kaisar merasa dirinya capek. Memang sih sudah ada keluhan dari kaisar sendiri sejak 2 bulan terakhir ini, katanya sering ngerasa cepat capek. Atas perintah ibusuri yang tidak bisa bilang pisang (ini kata-kata favorit ibusuri) akhirnya malam ini saya tidak mengantar kaisar ke praktek tapi ke praktek om Zul dokter jantung. Setelah pemeriksaan, om Zul menyuruh kaisar untuk soon masuk ICU malam ini juga karena kaisar ngerasa agak sesak. Kita bawa kemana om Zul? Columbia Asia atau Adam Malik? Berhubung waktu juga sudah semakin malam sementara saya yang menjadi supir, akhirnya kaisar di rawat di Columbia Asia saja. Sebelumnya si "onta arab" juga sudah mencoba menghubungi RS Adam Malik namun ICU pada malam itu sudah full. sebelum ke Columbia, saya dan kaisar sempat pulang ke rumah mengambil beberapa baju untuk dibawa. Jam 22.00 kaisar menelepon teman-teman dan saudara-saudaranya kalau dia harus dirawat. Publish pulak si kaisar ini hahaha. Pukul 22.30 saya mengantar kaisar sementara ibusuri standby di rumah (abang-abang sedang tidak ada di Medan). Sampai di Columbia, teman-teman dan saudara-saudara yang tadinya di telepon kaisar, sudah sampai. Mereka bertanya-tanya kenapa kaisar? Tanpa menunggu lama, kaisar segera masuk UGD, menjalani beberapa pemeriksaan sebelum masuk ICU. Saya melihat kaisar menjadi semangat karena teman-temannya hadir malam itu. Ibarat seorang presiden sakit, semua anak buah turun ke lapangan. Di saat ini lah saya mengabari semua saudara-saudara. Semua jadi heboh karena dengar kata-kata ICU. Setelah kaisar dipindahkan ke ICU, sekarang saya yang bingung. Pulang dengan bang Salki atau nginap di Columbia? Kalau nginap, di ICU tidak ada tempat tidur untuk penjaga yang sakit. Ada sih di ruangan khusus, tapi serasa naik kapal di kelas 2. AC di Columbia persis di Frankfurt. Tidak sangka bakal sedingin itu, mana saya hanya membawa jaket tipis. Alhasil malam itu saya rada bolang + sedikit menggembel tidur di mobil. Eeee kepanasan..!! -.-

22 Febuari : pulang ke rumah jam 7.45 pagi dan beristirahat sebentar. Bertelepon-telepon ria ngabarin keadaan kaisar kepada saudara-saudara dan teman-teman. Siangan, saya bersama ibusuri kembali ke Columbia. Hari ini banyak tamu yang datang. Kaisar bak selebriti kota Medan, seluruh penjuru lapisan datang menjenguknya. Kondisinya hari ini stabil, malah bisa bernarsis ria. Waktu yang harusnya digunakan untuk istirahat, malah sibuk melayani acara ngobrol-ngobrol layaknya jumpa fans. Besok ditentukan untuk pemasangan kateterisasi. Rencananya akan di buat di Adam Malik jam 7 pagi. Kaisar akan di evakuasi ke Adam Malik naik ambulan uing uing. Malam ini saya dan ibusuri tidur di rumah.

23 Febuari : bangun subuh, buru-buru, tapi ternyata om Zul telepon kalau hasil EKG kaisar naik dan om Zul tidak nekad membawa kaisar ke Adam Malik. Alhasil, pemasangan kateterisasi dilakukan di Columbia. Banyak teman sejawat kaisar, tim dokter, kumpulan dokter Paru berkumpul untuk memberi semangat kepada kaisar. Saya, ibusuri, teman-teman sejawat kaisar-ibusuri duduk di ruangan kaca melihat dari monitor proses pemasangan kateterisasi. Tim dokter yang juga teman-teman sejawat kaisar pada awalnya yakin kalau kaisar tidak apa-apa. Pasti hanya dipasang ring. Ternyata fakta berkata lain, kaisar harus operasi bypass karena penyempitannya berada di ujung dan sudah 90 persen. Ibusuri dan tim terdiam. Saya bingung, ini ada apa? Akhirnya saya coba bertanya kepada ‘seseorang’ dan googling mencari tahu ada apa sebenarnnya. Sangat tidak disangka, kaisar tidak pernah ada keluhan. Kaisar juga tidak merokok tapi suka makan kikil, sate padang, nasi goreng, makan berkuah-kuah lemak @.@ Tiba-tiba hati terasa sedih, karena kaisar yang kemarin masih narsis-narsis ria, terkulai diam di tempat tidur. Kaisar bilang tidak bisa tidur karena dia mengerti prosedur yang akan dijalani. Beginilah kalau pasiennya dokter. Hal ini sempat membuat saya sangat down. Konon katanya operasi bypass tidak bisa dilakukan di Columbia karena rumah sakit ini sudah lama tidak melakukan operasi. Sementara kabar selanjutnya yang bikin down ternyata kondisi kaisar tidak memungkinkan untuk di mobiliasasi keluar. Rujukan terdekat hanya ke Adam Malik yang memang rutin melakukan bedah toraks. Setelah rapat malam dengan tim dan menunggu fase obat 5 hari pasca kateterisasi, diputuskan bahwa kaisar di operasi di Adam Malik. Tidak mungkin di bawa ke Penang atau Harapan Kita Jakarta. Karena kaisar beresiko di mobilisasi terlalu lama via jalan udara. Cobaan :"( Perundingan pun kembali di lakukan. Kasus kaisar sangat complicated. Karena tidak bisa di mobilisasi lama, sementara Harapan Kita sudah full booked untuk bedah toraks. Jadi bagaimana ini? Kami sekeluarga tidak mau menyerobot antrian di Harapan Kita. Atas kemurahan hati dan hebatnya rasa pertemanan para dokter, akhirnya tim bedah toraks Harapan Kita yang berangkat ke Medan. Namun cobaan yang pertama yang harus kami sekeluarga lewati adalah bisa tidak kaisar di evakuasi perjalanan ke Adam Malik dalam waktu 40 menit? Sejak hari ini , saya memutuskan untuk jagain ayah di ICU. Bodo' lah, mau bolang, bolang lah situ. Saya tidak mau membiarkan kaisar tidur sendiri seperti kemarin. Alhasil saya membawa kasur lelek, jaket, sarung, kaos kaki macan (persislah saya seperti tukang ronda malam). Tiap malam, saya selalu ngobrol sedikit dengan kaisar. Kaisar malah nyuruh saya bobok. Sesekali saya pandang monitor melihat detak jantung, tensi dkk. Walau tidak begitu mengerti saya coba untuk tetap terjaga. Tiap pulang ke rumah paginya, ibusuri selalu menanyakan kabar kaisar.

24 Febuari-26 Febuari : rutin jagain kaisar di Columbia dengan shift jamal aka jaga malam. Banyak dukungan, bbm, twitter, facebook dari teman-teman bahkan dari mahasiswa-mahasiswa saya datang menjenguk serta mendoakan untuk kesembuhan kaisar. Terima kasih buat semuanya ya :') Beberapa hari shift malam, akhirnya membuat saya akrab dengan perawat-perawat dan satpam di Columbia. Seakan ada kekebalan diplomatis karena anak konsulen. Saya diberikan alas dan selimut tambahan supaya tidak kedinginan. Seorang perawat juga sempat memberi kode kalau saya sudah memakai jaket, kaus kaki macan, sarung, itu artinya jaga malam sudah dimulai. Goooong..!! Kalau untuk urusan parkir, selalu diberi tempat yang khusus. Abang kedua saya hari ini sampai di Medan, jadi besok ke Adam Malik, saya, ibusuri dan abang.

27 Febuari : jam 5 pagi bangun, solat subuh, tim dokter telah bersiap-siap mengevakuasi kaisar ke Adam Malik. Tim dokter di ambulans, dengan beberapa perawat dan alat-alat. Beriring jalan, kami menelusuri jalanan pagi Medan. Dengan perasaan tidak tenang, khawatir yang menjadi-jadi takut kaisar kenapa-kenapa, jadi terasa kalau Adam Malik ini sangat sangat jauh sekali. Dag dig dug jantungan karena proses evakuasi ini yang paling ditakutkan. Jempol buat supir ambulans Columbia, jago memilih jalan karena kaisar juga tidak boleh banyak kena goncangan (kritikan buat pemerintah kota Medan, jalanan masih banyak yang keriting dan berlubang lho om...!!). Di setiap persimpangan lampu merah, sirine ambulans dihidupkan. Buat para pembaca blog ini, mulai sekarang kalau ada ambulans ngiung-ngiung kasi jalan ya weeee. Coba kalau keluarga kalian yang ada di ambulans itu, stres banget lhooo. Jadi seperti yang kita ketahui, kalau ada ambulans lewat. walau supir ambulansnya suka iseng ngidupin ngiung-ngiung padahal tidak ada pasien gawat, mending kasi jalan aja deh. Mungkin aja supirnya sesak boker. Dan perjalanan pagi itu ditempuh melewati jalan Jamin Ginting. Yang paling saya khawatirkan lampu merah di simpang pos yang terkenal sebagai lampu merah terlama di dunia edisi on the mande. Namun abang supir berhasil nerobosnya. Begitu sampai Adam Malik, alhamdulillah kaisar baik-baik saja, masih sempat narsis ngasi jempol RCTI ok. Kaisar langsung masuk CVCU sementara kami alhamdulillah dapat 1 kamar dari Dirut Adam Malik yang teman sekelas kaisar-ibusuri. Perjalanan subuh itu sangat horor yang pernah saya jalani selama hidup. Namun Alhamdulillah kaisar berhasil di evakuasi. Terimakasih Allah :') Selanjutnya persiapan dari tim, kerjasama yang baik dari Medan dan Jakarta akhirnya menunggu hari esok untuk dilakukan operasi bypass. Segala daya upaya dikerahkan oleh para PPDS dan dikordinir dengan sangat baik. Bangga deh ngeliat kaisar. Banyak yang sayang sama beliau, banyak yang ngebantuin, banyak yang berdoa agar diberi kemudahan untuknya. Pencarian darah pun dilakukan dengan baik walau sempat bikin saya stress. Keperluan untuk donor sementara sudah ada, namun ternyata ada yang mengundurkan diri. Namun ternyata, banyak yang bersedia menyumbangkan darahnya untuk kaisar. Akhirnya persediaan beres, tinggal untuk darah cadangan dan persediaan trombosit. Malam sebelum operasi, saya ngobrol dengan kaisar seperti shift jamal sewaktu di Columbia. Rasanya sedih sekali melihat kaisar tidur terkulai begitu. Tapi kaisar selalu bilang ‘ga papa, ayah musti di bypass’. Hiksssss! Abang pertama akhirnya sampai di Medan. Jadi jelang operasi kaisar, kami sekeluarga telah lengkap.

28 Febuari : operasi yang dijadwalkan berlangsung jam 10 pagi akhirnya mundur ke jam 4 sore. Perasaan saya benar-benar tidak tenang. Nafsu makan hilang dan mau muntah. Linangan air mata juga tidak bisa saya bendung. Dan disaat itu pula, ada beberapa peristiwa, tingkah, ucapan yang benar-benar menguji iman >.< Akhirnya tiba lah jam 4 sore. Tante membujuk saya supaya jangan menangis di depan kaisar. Begitu kaisar mau dibawa ke ruang operasi, seluruh keluarganya berdiri memberi semangat. Kaisar sempat narsis melambai tangan. Begitu kaisar telah melewati saya, saya pun tak tahan untuk berurai airmata lagi karena ternyata durasi operasi sampai 5-6 jam :'( Jelang sore, Icad sampai Medan. Paling ga nanti ada yang bisa bikin senyum melihat tingkah Icad unyu. Sebelumnya musang and the genk datang. Dengan tampilan mata bengkak, saya menemui mereka sambil tetap berdoa untuk kaisar. Bercerita-cerita supaya saya tidak nangis lagi. Pukul 21.30 saya, abang-abang dan ibusuri ke ruang operasi. Pukul 21.53 om Harry yang terkenal selalu bercanda keluar dari ruangan dan mengabarkan bahwa semuanya ok. Dengan gaya tengilnya, om Harry berusaha menghibur supaya kami tidak stress berat. Pukul 23.00 operasi dinyatakan selesai. Mendengar kalau kaisar baik-baik saja, saya lega. Airmata hilang dan tiba-tiba nafsu makan menjadi-jadi. Maklum dari siang saya tidak makan, maka begitu melihat nasi goreng, saya sempat kalap. Sudah Ilma, makan dulu sanah! Pukul 2 pagi, teman saya yang kebetulan dokter jaga mengirimkan BBM kepad bahwa kaisar sudah sadar. Alhamdulillah.

29 Febuari : kaisar masih di ruang isolasi. Kata ibusuri jadwal melihat kaisar pada sore hari saja sekaligus bawa Icad yang ingin melihat atoknya. Melihat kondisi kaisar di ruang isolasi dari ruang kaca jarak beberapa meter, saya melihat kaisar sedang makan berbicara dengan 2 perawat khusus. Setelah melihat Icad, kaisar begitu sangat senang. Karena sudah malam, saya mengantar Icad dari Adam Malik-White House-Adam Malik (PP 2 jam) dan saya pun berpetualang malam di jalan bersama abang.

1 -2 Maret : kaisar masih di ruang UPI Jantung. Hari-hari diisi dengan membeli segala keperluan kami serta keperluan untuk kaisar.

3 Maret : ada kabar bahagia, kaisar sudah bisa dipindahkan ruangan ke ruang VIP rawat cardiovaskuler. Cerita masih di dominasi dengan pulang ke rumah, mencuci baju, menemani kaisar dan membeli keperluan kaisar. Dari dokter sendiri juga mengatakan tidak ada pantangan makan. Tapi kaisar malah patah selera makan. Kata dokter memang akan terjadi perubahan selera makan dalam satu bulan. Tapi keinginannya menggebu ingin makan ini itu, tapi hanya sedikit yang di makan. Persis seperti orang ngidam. Mulai hari ini sampai seterusnya, kaisar akan menjalani fisioterapi untuk belajar menggerakkan tangan, kaki dan badannya.

4 Maret : setelah kemarin mendapat kiriman soto dari pak uo, sekarang kaisar kepengen ada pepaya. Maka saya bersama abang-abang pergi mencarinya. Hari ini hari minggu, sore + hujan lebat + banyak toko yang tutup. Di toko buah yang relatif dekat dengan RS tidak ada yang menjual pepaya. Yang ada apel dan sepupunya pear. Memang benar-benar menguji iman, benda yang kita cari di saat kita perlu pasti susah di dapat. Tapi kalau tidak perlu, pasti ada dimana-mana. Bermodalkan bantuan GPS dari teman, akhirnya kami berhasil finding pepaya. Uyey!

5 Maret : cerita masih sama yaitu menemani kaisar, beli keperluan, pulang ke rumah mencuci dkk. Setelah magrib, katanya kaisar kepengen makan sate memeng. Weleh, dimana dimana dimana ~ Untung abang katanya pernah baca kalau sate memeng ada buka cabang di RingRoad. Akhirnya finding sate memeng. Sampai di RS, kaisar cuma makan sedikit karena katanya mual. Ihiiiiiiiiiy..!! -.-

6 Maret : kaisar pengen makan sate padang, akhirnya saya dan abang finding sate padang. Tapi sewaktu selesai membeli sate padang, ibusuri menelepon kalau kaisar masuk ICU lagi karena kondisinya drop. Begitu sampai RS, kaisar sudah dipasang NGT. Melihat kondisinya begitu, saya bertambah sedih dan tidak mau menampakkan airmata karena takut menjadi fikiran kaisar. Alhasil face mask dijadiin tameng untuk membendung airmata sementara hidung di dalam sudah basah. Saya selalu bertanya dengan kaisar “ninil ga apa-apa kan?” beliau selalu menjawab “enggak” dengan nada pelan. Malam itu kaisar memberitahu saya bahwa ada keinginannya bersama-sama dokter paru lainnya untuk membentuk RS paru dan perlu orang untuk me-managenya. Kaisar sebagai salah satu presiden direkturnya mengatakan sedang mencari manager yang bukan dari kedokteran. Kaisar meminta saya untuk join dan mencoba belajar melihat apa-apa saja kekurangan RS pemerintah jika dibandingkan dengan RS swasta atau RS di luar negeri serta bagaimana cara memanage lebih baik dan merubah sistem sehingga orang-orang indonesia punya rasa percaya diri untuk berobat di dalam negeri. Semua dimulai dari hal-hal kecil sebenarnya, namun sayang para pemimpin RS kurang peka dalam hal ini. Ngerasain beda banget kan antara RS pemerintah dengan swasta/luar negeri? Keinginan kaisar ini begitu sejalan dengan apa yang saya perhatikan semenjak saya menginjakkan RS ini pertama kalinya dan melihat RS pemerintah yang satu lagi yang sangat mirip keadaan dan suasananya.

7-8 Maret : buat sementara kaisar masih di CVCU dan pindah ke ICU karena kaisar kurang begitu nyaman di CVCU yang di dalamnya selalu ‘heboh’.

9 Maret : diputuskan kalau besok kaisar harus kateterisasi. Namun hari ini kondisi kaisar benar-benar jelek. Semua-semua yang di dalam kata ibusuri menurun. HB kaisar 8. Tangannya menguning :'( Ibusuri begitu sangat stress dan nangis. Saya jadi tidak tenang, tapi saya tetap menyembunyikan kekhawatiran itu. Akhirnya sore itu diputuskan untuk transfusi darah. Jam 4 sore saya dan abang mencari pendonor untuk kaisar karena transfusinya diperlukan jam 8 malam. Mungkin karena diperlukan dalam tempo 4 jam saja, ntah siapa ‘kalap’ membuat Broadcast Message di Blackberry (tersebar ke seluruh Medan, Jakarta dkk) kalau ayah memerlukan golongan darah B segera. Alhasil hari itu ibarat aksi sejuta darah buat Prof Tamsil meniru sejuta mawar buat mawar cem iklan di tipi-tipi itu.

10 Maret : diputuskan kaisar menjalani kateterisasi kedua dan harus dipasang sten. Jam 10.30 pagi semua tim dokter telah standby dan kaisar pun segera dibawa ke ruang kateterisasi yang berada di lantai dasar. Again, ada kejadian yang bener-bener bikin RS ini susah bilang. Huyuuuuhh bikin stres aja pun!! :’( Setelah keteterisasi, ternyata BM soal darah itu masih menyebar. Alhasil saya memberi penjelasan kalau kaisar sudah tidak perlu darah lagi, insya Allah sudah cukup. Saya tidak lupa untuk say thanks dan begitu terharu begitu banyaknya atensi untuk kaisar. Tidak hanya dari teman-teman ayah sendiri, namun dari teman-teman mahasiswa saya pun ikut ambil bagian. Makasi banyak ya semua :”) Setelah kateterisasi, kaisar dibawa ke ruang UPI jantung. Kaisar merasa dirinya lebih plong. Pelan-pelan NGT dilepas dan kaisar mencoba untuk makan oral seperti biasa. Kali ini kaisar minta kikil dan ikan sambal yang tempat belinya perlu denah lokasi pesta. WAHAHA kaisar ketauan suka jajan yaaa..!! ^^ Walau belum begitu bisa banyak makan, namun paling enggak kaisar sudah bisa makan.

11-12 Maret : menemani kaisar di ruang UPI jantung, banyak teman-teman dan saudara yang menjenguk kaisar melihat dari kejauhan saja.

13 Maret : kaisar kepengen makan ayam cipra marikena dan meminta kak siti dan mak toing membelinya. Waduh apalagi itu ayam cipra? Kaisar benar-benar tau aja tempat makan di Medan ini. Namun sore itu hujan dan ternyata si ayam cipra habis. Yang dibeli hanya arsik. Kaisar jadi tidak semangat. “Mak toing ayam cipraku manah?” Sudah Yah makan dulu sanah, ada arsik ikan spesial tuh. “Jadi ayam cipraku?”. Kaisar memang bertingkah bak orang ngidam. Akhirnya keesokan harinya kak siti membawa si ayam cipra lebih pagi. Kaisar pun senang.

14 Maret : kaisar kepengen jambu air dan nasi goreng kampung. Alhasil saya pergi ke arah SMU 2 untuk mencari si jambu air dan singgah ke warung nenek mencari si nasi goreng. Namun tidak ada nasi goreng kampung. Weleh, kalau di Penang benda semacam ini banyak, tapi di Medan ternyata susah. Alhasil saya ganti dengan nasi goreng spesial. Eeeeeek kaisar tidak begitu semangat -.-

15 Maret : kaisar masih kepengen ayam cipra. Widiw, akhirnya saya dan abang yang coba membelinya. Bermodalkan peta arahan kak Siti, ternyata si ayam cipra marikena ini tidak jauh dari RS. Namun kata kaisar, ayam cipra yang kedua ini terlalu asin. Alhasil kaisar tidak mau lagi -.-

16 Maret : menemani kaisar di RS, kali ini kaisar tidak request apa-apa. Hanya minta dibelikan makanan yang di depan RS saja.

17 Maret : kaisar kepengen makanan iga sup tapi yang seperti sup Hamid Penang. Wuiyaaah, kaisar kepengennya yang ga ada di Medan nih >.< Alhasil selalu dapat yang tidak sesuai dengan permintaan tapi kira-kira yang mendekati saja. Maap ye kaisar.

18 Maret : setelah menghadiri sebuah acara, siang ini kaisar kepengen ayam Gumirang di Katamso. Nah lho, apalagi itu? Sepertinya kaisar pakar ayam deh hahaha ^^ Alhasil abang mengantri di tempat makan ini yang ramenyaaaaaaaaaaa minta ampun. Agak BT sewaktu adanong yang main srobot potong antrian. Nong oh nong, memang minta di genocide lah kalian ya!! -.- Sesampai di RS, kaisar senang karena permintaannya ada. Uyey!

19 Maret : kaisar kepengen pulang, dan tim dokter membulatkan suaranya. Setelah memerikas semuanya, diputuskan kaisar boleh pulang besok.

20 Maret : hari ini kaisar begitu sangat semangat untuk pulang. Minta dibawain baju, celana panjang dan sendal. Ibarat anak kecil yang siap di ajak jalan-jalan. Sebelum pulang foto dan berpamitan dengan kak Rully, Bang Afid, Bang Heri yang selama ini jagain kaisar di UPI Jantung.

Pengalaman Membuat Surat Keterangan Berbadan Sehat Jasmani dan Rohani serta Bebas Narkoba di RSU Pirngadi Medan

Tanggal 26 Juli 2019, sekitar jam 9 pagi saya mendapat WA dari bagian kepegawaian kampus untuk melengkapi berkas salah satunya adalah mengur...