Selasa, 23 November 2010

Han Potter and The Grand M Hallows part 1


Cerita ini diawali dengan kembalinya kekuatan kuat Grandemort yang berencana untuk menganggu ketenangan Han Potter setelah hampir setahun kisah ini telah lenyap. Walau sudah di karantina jauh, tujuan Grandemort hanya satu yaitu tetap berusaha agar Han Potter menjauhi seorang murid kesayangannya.

Tahun ini Han Potter berencana bersiap-siap melakukan perjuangannya dan mendalami semua buku tentang warisan Jermandore. Pelan-pelan terungkaplah semua jawaban yang diinginkannya selama ini. Namun karena tiba-tiba kekuatan Grandemort mendadak muncul walau tidak terlalu ekstrem, Han Potter sempat bermain-main dengan fikirannya menelaah maksud Grandemort melalui murid kesayangannya. Untuk itu, Han Potter mengosongkan white house untuk menghindarkan diri dari Grandemort si pelahap maut. Beberapa keluarga white house pergi touring untuk beberapa saat dan tinggalah Han Potter mengungkap misteri ini.

Bersama-sama dengan tim Curhat of Phoenix, Han Potter coba menghubungi beberapa sahabat yang kebetulan tidak berada di kota yang sama melalui inbox dan BBM untuk sharing. Dalam curhatannya, Han Potter mengalami beberapa hambatan karena tidak mudah menghadapi Grandemort seorang diri. Tetapi karena target utama Grandemort adalah Han Potter seorang, maka mau tidak mau, Han Potter harus menghadapinya sendiri sekuat tenaga tanpa bantuan sahabat-sahabatnya.

Hampir satu tahun, Han Potter pelan-pelan coba menganalisis berdasarkan penglihatan, pengalaman dan perasaannya selama ini. Analisis kritisnya telah bereaksi dengan ’sihir’ Grandemort yang hampir menghancurkannya. Han Potter kemudian memperoleh penglihatan serta pendengaran ketika mengetahui Grandemort begitu marah terhadapnya kerana menganggap Han Potter dan murid kesayangannya pernah melanggar aturan Grandemort.

Suatu malam dengan kondisi badan yang lumayan letih baru pulang beraktivitas, Han Potter pernah merasakan ada sebuah hembusan aneh di telinganya yang diyakini itu adalah hembusan Grandemort agar Han Potter tidak berlama-lama berbincang dengan murid kesayangannya. Namun dengan acuhnya, Han Potter membiarkan hembusan tersebut. Beberapa menit kemudian, Han Potter merasakan kembali hembusan kedua Grandemort sebagai peringatan. Kerana tidak ingin terjadi perang malam itu, akhirnya Han Potter memberhentikan perbincangan ketika disadarkan dengan deringan suara telepon.

Untuk mengungkap maksud Grandemort yang telah lama lenyap namun tiba-tiba muncul kembali, Han Potter yang saat ini sedang berjuang mendapatkan warisan Jermandore, akhirnya membuat konsentrasi Han Potter terpecah. Han Potter mengurangi waktu tidurnya di malam hari. Primadona, salah seorang sahabat Han Potter yang seakan tidak percaya dengan cerita ini hanya dapat mendukung dan mengingatkan Han Potter agar tetap berdoa, berusaha dan menjaga kesehatannya agar dapat merebut pedang utama Jordon Jiban Gryffindor yang diyakini dapat menjauhkan Grandemort. Walau merasa sangat pesimis, namun dukungan-dukungan dari Primadona dijadikan penguat bagi Han Potter untuk dapat menyelesaikan masalah ini sampai tuntas.

Han Potter mengetahui bahwa Grandemort tidak akan melepaskan murid kesayangannya begitu saja dan masih akan terus beraksi dari karantinanya yang jauh disana, untuk tetap mengambil alih murid kesayangannya. Hal ini masih sangat dirasakan kuat oleh Han Potter melalui tingkah dan sikap aneh yang sering diperlihatkan murid kesayangan Grandemort. Han Potter pelan-pelan sadar inisial R.A.B aka RuAr Biasa yang didapatkannya hampir setahun yang lalu adalah seorang sosok yang masih mempunyai kaitan dan sangat dekat dengan murid kesayangannya. Namun masih terkesan mengambang dan di luar kesanggupan jangkauan, Han Potter masih bertanya-tanya kenapa Grandemort yang terkenal sebagai sosok yang kuat beragama ’melakukan’ hal ini?

Dalam prosesnya mengubur dan menutup rapat masalah ini, Han Potter memilih untuk berubah menjadi pribadi yang lebih diam. Han Potter banyak menghindar, menjauhkan diri, berpindah dari satu kumpulan ke kumpulan yang lain, dan merasa tidak perlu berlama-lama dengan murid kesayangan Grandemort. Akan tetapi di dalam lubuk hatinya yang paling dalam sebenarnya Han Potter tidak ingin melakukan hal ini. Tindakan dan hatinya sangat bertolak belakang. Han Potter merasa dilema berkepanjangan jika membiarkan murid kesayangan Grandemort harus sendiri terutama jika sedang menghadapi masalah. Apalagi Han Potter sudah terikat ’This I promise You, sebuah janjinya kepada seorang Queen yang amat dihormatinya yang menginginkan agar Han Potter tetap baik, menjaga, dan mau membantu murid kesayangan Grandemort.

Setelah hampir setahun masalah ini diselesaikan secara ’paksa’, kemarin Han Potter akhirnya mendengar sendiri bahwa di dalam ’room of the secret’ itulah sebenarnya aura kuat Grandemort bernaung. Di awal-awal tahun menguak misteri ini, Han Potter sempat berselisih paham dengan teman lamanya dan memutuskan untuk meninggalkan mereka karena merasa kehidupan pribadi Han Potter telah banyak dicampuri. Han Potter akhirnya bermain tunggal mencari tahu apakah setelah dengan adanya tanda-tanda dari warisan Jermandore, Han Potter dapat memperoleh pedang Jordon Jiban Gryffindor?

Setelah kejadian ’hitam’ pertama Grandemort dan Han Potter usai, Han Potter meminta Prince dan Queen untuk mengunjungi tempat keluarga Grandemort. Di sana, Prince dan Queen menemui salah seorang saudara kandung Grandemort. Di rumah itu, mereka bertiga bercerita tentang Grandemort yang pada masa lalu ternyata kawan dan masih saudara Prince dan Queen. Mereka bertiga akhirnya menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya dan langkah apa yang harus ditempuh.

Han Potter kemudian dipertemukan dengan kisah Grand M. Hallows dan berfikir mengumpulkan benda-benda Grand M. Hallows untuk mengalahkan Grandemort. Namun untuk mengalahkan Grandemort adalah tidak mudah. Han Potter benar-benar diuji kesabaran, batin dan air mata. Primadona dari jauh tetap membantu Han Potter menyusun rencana baru. Han Potter berusaha untuk mencegah Grandemort mengambil murid kesayangannya, paling tidak Grandemort mau melepaskan murid kesayangannya itu.

Kamis, 07 Oktober 2010

(Prapat) 3 hari CACAD selamanya...

1 oktober 2010 : Di awal bulan oktober kali ini, gw bakal ngisi liburan ke Prapat. Liburan kali ini sebenarnya acara ploncoan dari kampus. Setelah berdiskusi panjang dan saling konfirmasi ama personil Cacad, akhirnya gw yang udah 16 taon ga ke Prapat plus pengen tau acara kayak gimana sih acara ploncoan, akhirnya memutuskan pergi. Dengan baju kaos, jeans, jaket merah jambu, gelang andalan, kalung kesayangan, jam tangan, sendal, ransel anak TK kebanggan gw (isinya baju kaos, celana jeans, daleman, peralatan mandi, peralatan make up dan CATOK RAMBUT), dua tentengan tas kayak sarung tinju yang berisikan makanan dan minuman, akhirnya gw tiba di kampus.

Turun dari mobil, ada seorang panitia nyeletuk ke gw 'dek anak 2010?' Gw langsung akting pasang muka polos, dan ngejawab 'iya bang'. Gw serasa melayang di udara ngayal jadi pemenang miss universe menangis terharu bangga punya tampang baby face. Tapi tiba-tiba gw tersadar dan ternyata gw hanya bermimpi. Gw kembali ke settingan awal bahwa gw lagi di kampus dan barusan ngobrol ama seorang calon mahasiswa yang ga tau siapakah gw sebenarnya.

Gw mutusin buat nunggu di kantin sambil mengabsen personil Cacad. Ga lama Nata datang sambil bawa komik-komiknya. Ga lama pula, datang personil lainnya yang akhirnya ngebuat kantin jadi rame. Jam 4 akhirnya kami berangkat. Seorang mahasiswa gw yang kebetulan jadi panitia, Irwan, ngasi ploncoan buat gw gara-garanya gw satu-satunya mahasiswi yang ga punya NIM di kampus itu. Ya iya laa, gw bukan alumni disitu. Dengan gaya khasnya Irwan bilang, 'biarin aja, biar tau rasanya susah'. Ploncoan pertama dimulai dengan naik bis sauna (sumpah mampus panas), sampai di Prapat gw harus tidur sharing ama yang lainnya dan harus mau makan seadanya. Ploncoan Irwan itu lebih tepat dikasi judul "JIKA AKU MENJADI". Tapi sayang, kayaknya Irwan harus gigit jari karena gw sanggup nerima tantangan dari dia.

Selama perjalanan, gw negor temen-temen yang lagi OL di YM dan sempat ditelepon sama Mami Widy. Ga lupa, ngebuka gembolan sarung tinju gw dan ngebagi-bagiin buat mereka yang di ada bis. Sampai di Siantar, hujan lumayan deras. Firman sms gw kalau dia kejebak hujan di Tebing bareng Dana dan Anggi. Firman bilang, dia heboh nyari kiranti supaya datang bulan. Maksudnya kalau bulan datang, berarti ga turun hujan. Gokil abis deh joke si Firman itu.

Jam 22.30 akhirnya nyampe Prapat. Gw belum ngerasain hawa dingin malam itu, mungkin karena efek berjam-jam di dalam bis sauna itu. Dengan cuma bermodal jaket pink, gw santai jalan malam itu sama Nata. Hendra ada sih ngebawain gw jaket tebal tapi belum gw pake. Pas nyampe kamar, gw ketemu sama Riri dan Yolla yang ternyata ikutan juga cuma gw ga sadar kalau mereka duduk di bis di belakang. Sip, makin rame nih.

Setelah cuci muka, gw ketemu sama Firman, Dana dan Anggi, Angga yang baru nyampe. Kasian, mereka kehujanan dan bajunya basah. Sambil makan, gw cerita-cerita sama mereka. Untuk mengantisipasi jangan sampe kedinginan pas acara plonco, Hendra nyuruh gw pake jaket tebalnya. Tapi begitu gw pake jaketnya, Firman, Dana, Angga dan Anggi langsung ngetawain gw. Kata mereka, gw persis kayak penjual jeruk di Berastagi. Soalnya bodi gw yang kurus dipakein jaket tebal, ngebuat gw jadi aneh.

Akhirnya malam utama ploco tiba. Gw gabung ke posko 06 yang di gawangi sama Ryan, Bayu, Yolla, Riri, Hendra, Pangeran dan beberapa personil lainnya. Sebelumnya ke posko, Yolla ngajakin gw "supper" pop mie. Tapi dispensernya dodol mardodol. Air panasnya kena kutuk jadi air anget dan jadilah krupuk pop mie ala chef Yolla. Ga lama, pas giliran gw mau minum teh, air panasnya aje gileee bikin bibir jontor.

Di posko 06 yang dipimpin sama Ryan lebih nekanin pada perkenalan doank, malah ada makan dan minumnya. Makanya posko 06 paling disukai ama peserta. Ga ada ngebentak-bentak secara ingat umur juga udah tua hohoho.


2 Oktober 2010 : Bangun tidur, nyari sarapan dan siap-siap buat pergi ke Tomok bareng Cacad. Astagaaa cuaca ga asik nih. Sebentar hujan bentar berenti. Akhirnya baru jam 14.30 dapat kapal buat nyebrang. Sambil nunggu kapal bergerak, ketawa-ketiwi sama anak Cacad, makan kacang, makan jagung, foto-foto dan sempat melihat aksi dasyat anak kecil berenang ngambil koin yang kami lempar dari atas kapal.

Sampai di tomok, langsung ke Sigale-Gale dan masuk musim Batak. Berhubung cuaca ga asik, jadinya tour kali ini super ekpress 30 menit saja dan ngambil kapal pulang berikutnya. Selama di kapal, lagi-lagi gw habis diledekin sama anak Cacad. Mereka komen tentang kalung gw. Linda yang ga mau ketinggalan, akhirnya beli kalung bermotif bintang juga hahaha.

Nyampe di hotel, siap-siap buat jadi Juri Reportase. Ketemu sama Nata, Ryan, Irwan dan Anggi. Alhasil dengan nekad, kami berlima jadi juri malam itu. Anggi manusia yang ga pernah bisa serius, bikin gw ketawa terus. Apalagi waktu dia ngasi tau gw tentang sosok ulat sagu. Asli, gw ngakak abis. Awalnya gw bersikap biasa aja sama si ulat sagu itu, tapi waktu selesai jadi juri, gw yang lagi ngobrol asik sama Anggi, ditabrak si ulat sagu. Gw heran, masalahnya gitu lebarnya jalan kenapa musti nabrak gw? Dengan kekenyolannya, sejak malam itu, Anggi berhasil ngedoktrin gw tentang keanehan ulat sagu.

Karena udah malam, gw mutusin balik ke hotel. Irwan dan Anggi mutusin buat nganter gw tapi dengan cacatan karena gw lagi ngejalanin ploncoan dari Irwan, gw dianterin jalan kaki. Akhirnya gw, Irwan ama Anggi jalan tengah malam berjas hujan karena hujan masih rintik-rintik. Gitu nyampe hotel, ternyata gw ga bisa istirahat sama sekali, sementara Yolla sama Riri belum balik dari mess. Kebetulan ada mahasiswa yang bawa mobil, akhirnya gw nebeng balik ke mess.

Nyampe di mess, gw nyamperin Yolla dan Riri yang lagi asik cerita hantu sama Bayu. Malam itu kami mutusin buat ga tidur. Yolla, Riri ama Bayu ngajak gw jalan-jalan. Ntah angin apa yang bawa kami melangkah, akhirnya kami terdampar di posko kesehatan karena ada 1 peserta yang sakit. Akhirnya gw mutusin buat ngerawat peserta ini sampai panasnya turun. Ga lama, datang perusuh Anggi dan Roni. Posko kesehatan yang harusnya tenang, kami ribak sude apalagi setelah sadar kalau ulat bulu tidur disitu.

Kami bercerita-cerita sambil istirahat di posko kesehatan yang kebetulan agak hangat karena berada di ruangan yang ketutup. Sambil menunggu hujan reda buat persiapan api unggun, kami coba meluruskan badan. Posko kesehatan akhirnya jadi posko peristirahatan paling padat. Bayangin deh, posko yang harusnya buat orang sakit, malah diisi panitia, senior dan ada pula gw yang nyempil disitu. Apalagi malam itu cuacanya dingin bangeeet. Semua orang berselimut, tidur ala kempompong persis kayak korban pengungsian. Gw salah satu diantaranya.

Gw yang ga pernah lulus sama udara dingin, akhirnya mati kedinginan dan berdoa mudah-mudahan jangan sampe sakit. Gw minta Dana yang malam itu jadi mercusuar buat cariin selimut. Tapi ga satu pun selimut dia dapat. Dana cuma dapatin satu kain tipis kayak pasmina, itu pun dia dapetnya nyuri hahaha. Dengan kondisi tidur ala pengungsi plus berkempompong ria karena udara aje gile menusuk tulang, akhirnya udah ga peduli lagi siapa-siapa aja yang tidur di sebelah gw. Ternyata eh ternyata, terjadi CINTA SATU MALAM malam itu. Akting kayak di film-film, gw terbangun dan shock melihat siapa yang nempel sama gw. OH TIDAAAAAAAAAAAAKKKKKKK...!!! Biasanya kan abis shock bakal ada jeritan kan? Tapi pagi itu gw ga bisa teriak karena banyak yang masih tidur. Jam 6 lewat, gw bangun dan Anggi bawain selimut. Anggi ngajak pindah tidur di kamar. Akhirnya gw bisa ngelurusin badan gw.


3 Oktober 2010 : setelah sarapan, siap-siapin barang, olahraga bentar naik turun bukit sama Yolla, gw siap-siap mandi. Acara siang ini adalah pengesahan peserta. Acaranya di danau, dimana peserta bakal di rendam dan disiram nasi busuk. Tapi siang itu angin kencang banget. Beberapa panitia dan senior ada yang jebur ke danau. Jam 14.30 semua balik ke mess buat acara penutupan. Sampai di mess, acaranya makan siang sambil menunggu peserta, panitia dan senior mandi, gw cerita-cerita sama Cacad dan kami pun balik ke Medan.

Berdasarkan judul yang gw buat, di penutupan ini gw mau deskripsikan tentang siapa-siapa aja Cacad itu (tapi ini personil yang pergi ke Prapat aja):

-Nata 'si cewek 3315' selalu jadi korban penzoliman cacad, adalah cewek yang baik dan peduli ama anak Cacad lainnya. Kenapa dia selalu jadi korban penzoliman? Itu karena dia agak dayak dan paling tahan banting kalau di ejek. Nata kurang bisa mengontrol volume suaranya kalau lagi ngomong. Tapi Nata hormat banget ama yang lebih tua. Sejak acara itu, gw makin mantab buat nganggep Nata sebagai adek gw. Love you Nata ^__^

-Firman 'si makan rimbang' yang selalu punya istilah 'wkowkwowkwowk' ga pernah lepas dengan cerita khayalannya, Kabankunyit dan Eropa. Dengar ceritanya makin terasa lucu karena Firman punya logat khasnya yang susah banget buat diilangin. Firman pernah cerita kalau dia kepayahan waktu harus siaran radio dengan aksen-nya. Sejak kelas pertama, sebenarnya gw udah akrab sama Firman di Facebook, dan gw liat dia punya kepribadian yang baik. Firman pernah curhat sama gw tentang hidupnya yang bikin gw salut sama perjuangannya. Semangat ya Fir, kakak sayang sama Firman :)

-Dana 'si pendiam' yang ga terlalu banyak ngomong. Pembawaanya agak loyo, mungkin karena badannya yang kurus. Tapi ternyata gitu-gitu Dana termasuk orang yang ribut juga. Berdasarkan pengamatan gw, Dana bakal mulai bersuara kalau lagi berkolaborasi sama Cacad. Dana lebih aktif sama gw di dunia maya via twitter.

-Irwan 'senior plocoku' adek yang supermanja yang selalu di bawah ketiak kakak dan abang-abang Cacad. Walau dikelilingi senior, gw perhatiin Irwan sangat hormat sama Cacad. Irwan termasuk anak yang cepat nangkep kalau dikasi materi walau akhirnya suka lupa juga (gubrak). Style khas dapat dilihat dari rambut ala Yoko, jidat kayak landasan pacu, plus gaya ketawa ala SLB-nya (posisi mulut ngangak 5 cm).

-Linda aka Linsi (Linda Simbolon), cewek superheboh, centil yang sama-sama dayak kayak Nata, Bitha dan Emma. Nah, berhubung Bitha ama Emma ga ikutan ke Prapat, jadi lapak buat mendeskripsikan mereka, gw gabung disini aja yaa barengan si Linsi. Intinya mereka-mereka ini adalah cewek-cewek yang hampir punya banyak kesamaan. Mereka semua udah gw anggep kayak adek gw sendiri. Mereka dulunya ex mahasiswi yang udah lulus sensor di mata kuliah gw.

-Angga cowok paling besar di antara personil Cacad. Pembawaannya paling tenang diantara semuanya. Sekali ngomong, berisi (mirip ama badannya kali ya) dan bikin gw terpukau hohoy.

-Anggi cowok paling 'masuk angin' di Cacad. Gayanya yang asal-asalan buat first impression gw ke Anggi kebalik 180 derajat. Bagi gw, Anggi gokil abis. Walau kadang-kadang suka ngejekin orang ngelebihin batas, tapi Anggi selalu bikin gw ketawa dengan istilah-istilah spontannya. Apalagi sejak dia ngedoktrin pikiran gw tentang ulat bulu. Selama barengan ama Anggi di Prapat, gw nemu sisi pribadi yang baik dari dia. Tetap baik ya Anggi dan jadi inspirator buat ide-ide gokil ku :)


Intinya, pulang dari Prapat, gw nemuin arti persabahatan yang dalam dari mereka. Bagi gw, mereka bener-bener genk sahabat sejati. Gw sayang Cacad :)

Kamis, 23 September 2010

Tidur Ngawur Kidul


22 September 2010 : pagi ini rencananya gw mau nyuci baju ama sprei LV cokelat gw yang kayak kain bludru. Tau ga kenapa gw nyebutnya kain bludru? Waktu beli, nyokap ditipuin ama yang jual, katanya ‘kami ga jual barang jelek la kak’ (dengan logat khasnya), eh ga tau pas dicuci, air cuciannya mirip susu milo, tinggal tuang ke gelas, tambahkan es batu dan gula menurut selera, terus gw kasi deh ke penjualnya. Asli gw BT setengah mati jadinya. Niat cuci baju and sprei milo pun akhirnya gagal karena di KO kan sama hujan kitik-kitik di rumah gw.

Nyokap ngebangunin gw jam 7.30 minta di anter ke Fakultas karena masuk jam 8.30. Eh dasar nyokap, ngebangunin gw cepat banget sementara beliau belum siap. Dengan modal cuci muka, gosok gigi, ganti baju yang rada genah, polesan bedak, sarapan dikit, gw keluarin mobil dari garasi. Nyokap paling ga suka terlambat tapi beliau selalu lambat kalau siap-siap. Nanti penting-pentingnya di waktu yang super singkat, beliau balas sms dulu, telepon-telepon orang, maen tanah alias bongkar-bongkar pot bunganya. Hedeh, kalau udah gini gw yang jadi korban kepanikannya pas bawa mobil. “kok lambat kali sih?” ato “ngapain diikutin becak di depan ini?”, ato gw bakal denger komen-komen BT dari nyokap tentang lalu lintas Medan “iisss kereta-kereta ini asik nak menyoroooongg ajaaaa, seharusnya kereta ga boleh di kanan, udah ada peraturannya” ato nyokap bakal ngomentari kelakuan angkot-angkot Medan.

Otw ke kampus, gw ngedapatin hujan yang tadinya kitik-kitik berubah jadi kotok-kotok. Sukses deh mobil gw yang udah cling-cling jadi basah kuyup. Selama di jalan, nyokap curhat dilema gitu. Beliau bilang, sehabis dari Fakultas, beliau mau ke Rektorat tapi cuma 20 menit aja, terus ngelanjut ngajar di Fakultas lagi dengan catatan ga boleh telat karena ada alasan pergantian tutor. Nyokap bingung karena hujan kotok-kotok, sementara beliau harus gerak cepat lompat sana lompat sini ala spiderman pake baju kurung and kain. Nyokap ngomongnya muter-muter deh, bilang aja minta gw tungguin napa ya? Akhirnya gw rela deh nungguin nyokap. Dasar kampus dangak-dangak. Kenapa sih ga bikin Shuttle Bis? Parah!!

Destinasi pertama, ngeeenng... Fakultas. Gw nurunin nyokap, dan pergi nyari galon sama ATM. Setelah itu gw balik lagi ke Fakultas. Aihmakzaaaang, hujannya ga asik ah. Dimana nih gw bisa neduh? Akhirnya gw pergi ke arah kantin pascasarjana, neduh di bawah pohon rindang. Gw matiin mesin mobil, nyoba turunin kaca dikit, test test satu dua tiga dicoba, good, air hujannya ga masuk ke mobil. Uahhhh... Ni mata kok ngantuk ya? Gw lirik jam masih jam 9.10. Nyokap bilang dia selasai jam 9.50 teng *ga boleh telat. Berarti gw ada waktu 40 menit bisa melayang sebentar. Siap-siap take off position, gw rendahin posisi bangku, pintu central lock, kunci yang masih tergantung gw cabut, tas gw pindahin ke belakang, HP gw masukin ke dalam tas, dengan catatan kalau ada perampok pas gw tidur, dia kesusahan mengakses.

Tit tut tit tut... (bingung gw nulis ringtone HP gw yang 1 ini). Gw kebangun. Ngeliat jam udah 9.50. OMG....!! “ya bun, bntar yaa” gw langsung tutup telepon. Dengan muka kusut, mata merah and belom loding 100 persen, gw tegakkan sandaran kursi, melipat meja dihadapan, menaikkan jendela, ehhh kok jadi naik pesawat sih? Gw melaju ke Fakultas dengan kondisi hujan masih kotok-kotok.

Destinasi kedua, Rektorat. Belom lagi nutup pintu, nyokap udah merepet “aduh telat la mamak ni. Mamak ga lama ya Pay. Di Rektorat, 20 menit aja, cuma isi absen abis itu anter mamak ke Fakultas lagi”. For your info, Pay itu nama panggilan gw ya. Abis ngedrop nyokap, gw cari parkiran yang bisa neduh. Naseebbb, ga ada pohon yang bisa neduh nih di Rektorat. Karena masih hujan and cuaca juga ga panas, gw ga buka kaca mobil. Sambil nunggu nyokap, gw iseng coba jadi autis sama blackberry gw. Eeeeehhh kompak banget ama nasib gw, provider pagi ini pun berulah. Gw ga bisa online and download. Begh! Akhirnya kiri kanan ku lihat saja banyak pohon basah semua. Kepala gw juga rada pusing karena posisi take off yang tadi ga sempurna plus kebangun dengan keadaan panik setengah mati. Ga lama tit tut tit tut si HP berdering lagi. Nyokap gw udah selesai.

Destinasi ketiga, Fakultas lagi. Wah hujan masih kotok-kotok juga. Nyokap bilang ngasi kuliah 2 jam aja. Gw jd malas pulang karena tanggung. Ya udah, gw maen ke Fakultas gw aja deh. Nyampe di Fakultas, busyeeettt sepi amaaaatt. Pada kemana nih mahasiswa? Gw naik ke jurusan ah, sekalian mau online bentar. Disana gw ketemu ama 2 staff and 1 dosen. Kami pun bercerita-cerita dari soal rambut, baju, tiket pesawat sampe share tentang sebuah mandat yang lagi gw emban.

Ga lama, datang seorang mahasiswa gw ngurus keperluannya. Selesai semua urusan, ngelirik jam nyokap juga masih 30 menit lagi, gw mutusin cao and cari makanan bareng mahasiwa gw biar bisa ngawur kidul.

Tit tut tit tut. Yes..! Si bunda udah selesai. Pulaaanngg. Nyampe rumah, gw cuci muka, ganti baju and solat Zuhur. Waktu solat, terpandang lah baju-baju kotor gw ama si sprei LV yang udah jerit-jerit “cuci kami, cuci kami”. Selesai solat, gw lirik langit, siiip mulai panas nih. Gw boyong baju-baju kotor gw and si LV milo ke kamar mandi belakang buat di jeblosin ke mesin cuci. Setelah dieksekusi sama pengering, akhirnya cucian gw beres semua. Makan ah. Habis makan, solat ashar, cek HP, fuyooooh provider masih berulah jadinya tetep belum bisa online. Gw keluar kamar, ngambil kue royo, bawa ke kamar lagi, nguyah-ngunyah and akhirnya gw tertidur ampe jelang magrib.

Bangun tidur, teringat mobil masih diluar. Ayoyoy ambil kunci, gw masukin mobil ke garasi. Setelah itu mandi, solat magrib and makan malam. Selesai makan, gw jadi upik abu 30 menit, ngisi botol, nyuci piring, nyuci kuali *wadow mamakku kalau masak berantakan*, bersihin kompor, nyikat tempat cuci piring, buang sampah and nyapu lantai dapur. Begitu 30 menit berakhir, gw pun menjelma jadi seorang putri yang saatnya nyantai, nonton and ngetik tulisan ini sampai jam 23.30 karena tiba-tiba kepala gw pusing lagi imbas posisi tidur yang ga bener pas di mobil tadi pagi. Akhirnya gw jadi kepompong and bobok...

Jumat, 27 Agustus 2010

My Indonesia

Banyak sebenarnya yang tidak tahu dimanakah negara terkaya di planet bumi ini? Ada yang mengatakan Amerika, ada juga yang mengatakan negara-negara di Timur Tengah. Sebenarnya tidak salah. Amerika, negara super power yang memiliki tingkat kemajuan teknologi yang hanya bisa disaingi segelintir negara lain. Negara-negara di Timur Tengah pula yang rata-rata tertutup gurun pasir dan cuaca yang menyengat itu mengandung jutaan barrel minyak yang siap untuk diolah. Tapi itu semua belum cukup untuk menyamai negara yang satu ini. Bahkan Amerika, negara-negara Timur Tengah serta Uni Eropa-pun belum mampu menyamainya. Dialah negara terkaya di planet bumi yang luput dari perhatian warga bumi lainya. Warga negara ini pasti bangga jika mereka tahu tapi sayang mereka tidak sadar "berdiri di atas berlian".

Namun apa yang terjadi? Dengan tegas saya nyatakan bahwa negara itu adalah negara terkaya di dunia. Tapi faktanya negara itu sedang dalam kondisi terpuruk. Hutang dimana-mana, kemiskinan, korupsi yang meraja lela, kondisi moral bangsa yang kian menurun serta masalah-masalah lain yang sering menyelimuti negara itu.


1. Negara ini mempunyai pertambangan emas terbesar dengan kualitas emas terbaik di dunia dengan namanya PT Freeport. Pertambangan ini telah menghasilkan 7,3 JUTA ton tembaga dan 724,7 JUTA ton emas. Coba kita uangkan jumlah tersebut dengan harga per gram emas sekarang. Contoh harga emas Rp. 300.000 x 724,7 JUTA ton emas/ 724.700.000.000.000 gram x Rp 300.000. = Rp.217.410.000.000.000.000.000.
Itu hanya emas, belum lagi tembaga serta bahan mineral lain-nya. Lantas siapa yang mengelola pertambangan ini? Bukan negara ini, tapi Amerika. Presentasenya adalah 1% untuk negara pemilik tanah dan 99% untuk Amerika sebagai negara yang memiliki teknologi untuk melakukan pertambangan di sana. Bahkan ketika emas dan tembaga disana mulai menipis, ternyata di bawah lapisan emas dan tembaga tepatnya di kedalaman 400 meter ditemukan kandungan mineral yang harganya 100 x lebih mahal dari pada emas. Itu lah Uranium bahan baku pembuatan bahan bakar nuklir yang ditemukan di sana. Belum jelas jumlah kandungan uranium yang ditemukan di sana, tapi kabar terakhir yang beredar menurut para ahli kandungan uranium di sana cukup untuk membuat pembangkit listrik nuklir dengan tenaga yang dapat menerangi seluruh bumi hanya dengan kandungan uranium di sana. Freeport banyak berjasa bagi segelintir pejabat negeri ini, para jenderal dan juga para politisi busuk, yang menikmati hidup dengan bergelimang harta dengan memiskinkan bangsa ini.


2. Negara ini mempunyai cadangan gas alam terbesar di dunia di Blok Natuna. Blok Natuna D Alpha memiliki cadangan gas hingga 202 triliun kaki kubik. Dan masih banyak Blok-Blok penghasil tambang dan minyak seperti Blok Cepu dan sebagainya. Namun dikelola oleh siapa? Exxon Mobil yang dibantu dengan Pertamina.


3. Negara ini mempunyai Hutan Tropis terbesar di dunia. Hutan tropis ini memiliki luas 39.549.447 hektar dengan keanekaragaman hayati dan plasmanutfah terlengkap di dunia. Letaknya di pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Sangat mudah jika negara ini menginginkan kiamat. Tebang saja semua pohon di hutan itu maka bumi pasti kiamat karena bumi ini sangat tergantung sekali dengan hutan tropis untuk menjaga keseimbangan iklim. Hutan hujan amazon tidak cukup kuat untuk menyeimbangkan iklim bumi. Namun sedikit demi sedikit hutan itu telah hancur untuk kepentingan segelintir orang yang mempunyai uang untuk perkebunan dan lapangan Golf. Ironis sekali.


4. Negara ini mempunyai lautan terluas di dunia yang dikelilingi dua samudra yaitu Pasifik dan Hindia. Maka tidak heran negara ini memiliki jutaan spesies ikan yang tidak dimiliki negara lain. Karena kayanya laut negara ini, sampai-sampai negara lain pun ikut memanen ikan di lautannya.


5. Negara ini mempunyai jumlah penduduk terbesar ke 4 didunia. Dengan jumlah penduduk segitu seharusnya banyak orang-orang pintar dihasilkan negara ini. Namun pemerintah menelantarkan mereka. Sebagai sifat manusia yang ingin bertahan hidup, tentu saja mereka ingin di hargai.


6. Negara ini memiliki tanah yang sangat subur karena memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif terlebih lagi negara ini dilintasi garis khatulistiwa yang banyak sinar matahari dan hujannya. Jika dibandingkan dengan negara-negara Timur Tengah yang memiliki minyak, negara ini jauh lebih kaya. Coba kita bayangkan, hasil mineral tidak bisa diperbaharui dengan cepat. Ketika seluruh minyak mereka telah habis, maka mereka akan menjadi negara miskin karena mereka tidak memiliki tanah sesubur negara ini yang bisa ditanami apapun juga. Seperti lirik lagu, bahkan 'tongkat kayu dan batu jadi tanaman'.


7. Negara ini mempunyai pemandangan yang sangat eksotis dan tidak ada negara yang dapat menyamainya. Dari puncak gunung hingga ke dasar laut dapat kita temui di negara ini.

Negara ini sangat kaya. Tidak ada bangsa atau negara lain sekaya INDONESIA. Tapi apa yang terjadi?

Untuk EXXON MOBIL OIL, FREEPORT, SHELL, PETRONAS dan semua PEJABAT NEGARA yang menjual kekayaan bangsa untuk keuntungan negara asing, diucapkan TERIMA KASIH BANYAK...

Jumat, 13 Agustus 2010

my day

14.08.2010 (tepat dua tahun yang lalu) saya di wisuda Magister. Berbeda dengan setahun yang lalu, ada perayaan kecil sebagai ritual di dalam keluarga saya. Ucapan selamat dari saudara dan sahabat dekat menjadi motivasi saya untuk melanjutkan pendidikan selanjutnya. Di perayaan kedua ini, banyak pengalaman dan pengajaran yang saya dapatkan terutama selama merantau belajar di negara orang. Menjadi seorang perempuan yang mandiri, jauh dari Ayah-Bunda, harus pandai mengatur keuangan dan pengeluaran, mengatur waktu antara belajar dan santai, berfikir yang mana menjadi prioritas mana yang tidak, telah banyak merubah hidup saya ke arah yang lebih baik.
Sebelum memutuskan untuk kuliah ke luar, saya termasuk anak yang manja. Semua keperluan saya dibantu oleh bibik. Saya hanya tahu terima beres. Namun semenjak merantau, saya mencuci baju saya sendiri. Dalam keadaan letih pulang kuliah, saya sempatkan juga mencuci dan menjemur (memilih-milih tempat agar tidak terkena hujan) baju-baju kotor itu. Kalau tidak saya, siapa lagi? Tidak ada bibik di asrama. Walaupun di asrama tersedia fasilitas laundry, tapi saya lebih memilih mencuci baju saya sendiri. Pulang ke Medan, ritual ini masih terus saya jalani sampai sekarang. Ketika bibik memutuskan untuk berhenti menjadi pembantu, semua tugas rumah otomatis berganti kepada saya. Menyapu, mengepel, menyikat kamar mandi, masak (makanan paling simple sih hehehe), merapikan rumah dan kamar, saya kerjakan sendiri. Banyak teman-teman yang tidak percaya dengan kegiatan ritual saya ini. Yang mereka tahu saya adalah perempuan yang senang nongkrong dan jalan-jalan. Ayah-Bunda sangat sibuk dengan pekerjaan mereka. Pergi pagi dan pulang sore, malah Ayah melanjutkan prakteknya setelah Magrib. Saya sangat maklum dengan keadaan orang tua saya yang seperti ini. Maka itu, saya menyebut mereka ’selebriti kota Medan’.

Bunda ; saya mempunyai banyak nama panggilan buat beliau. ’Bunda’, ‘Dudut’, ‘Ndut’ dan ‘Ibusuri’. Bunda banyak mengajarkan saya tentang segalanya tapi yang paling utama adalah tentang kedisiplinan, ketekunan dan ketelitian. Sifat Bunda ini memang diwarisi dari kakek yang seorang pejuang. Walau terkadang saya masih suka manja, namun setiap urusan yang menyangkut urusan saya, Bunda jarang ikut campur. Bunda melepaskan semuanya kepada saya dalam hal sengaja agar saya dapat menghadapi semua masalah dengan berani, dewasa, bijak, tekun dan sungguh-sungguh.

Dr. Rohani (sekarang Prof. Madya Rohani) ; beliau adalah supervisor saya ketika menuntut pendidikan Magister di USM. Beliau juga banyak mengajarkan tentang ketelitian khususnya ketika saya menulis tesis. Bagi saya, beliau adalah dosen paling perfect, sama dengan Bunda ketika mengkoreksi tulisan mahasiswanya. Dari Dr. Rohani, banyak pelajaran yang saya perolehi. Beliau mengajarkan saya bagaimana menulis dengan susunan kalimat yang benar (kebetulan tesis saya dalam bahasa Melayu), teliti meletakan tanda baca seperti titik, koma, penggunaan huruf besar, footnotes, dan tanda baca lainnya, serta teliti memeriksa kembali tulisan agar dapat diketahui apabila terdapat kesalahan ejaan di dalam penulisan. Pada awal menulis tesis, banyak sekali coretan-coretan merah dari Dr Rohani. Saya senyum membacanya komen-komen dari Dr. Rohani, dan di dalam hati berkata ‘sebegitu parahnya kah saya?’. Tidak ada perasaan down ketika melihat coretan-coretan merah ini. Bagi saya, ini lah proses belajar agar menuju yang lebih baik. Dari situ saya sadar bahwa menulis dengan baik itu tidak mudah. Kelihatannya saja sepele, tapi nyatanya penuh dengan tantangan. Hal-hal ini lah yang menyadari saya dan menjadikannya sebagai sesuatu yang sangat-sangat penting yang saya rasakan manfaatnya sekarang. Saya coba terapkan ilmu ini kepada mahasiswa saya di kampus ketika mereka mendapatkan tugas essay pada mata kuliah saya. Awalnya mereka sedikit protes karena belum pernah mendapatkan seorang pengajar yang sedetail saya dalam mengkoreksi tugas mereka. Namun pelan-pelan, mereka mulai mengikuti ‘permainan’ saya dan mereka pun mulai belajar untuk teliti, cermat dan tekun.

Di dalam hidup saya, saya termasuk perempuan yang santai. Saya lebih senang jalan-jalan atau traveling dibandingkan membaca buku. Bagi saya, belajar tidak harus dari buku. Kita bisa belajar dimana saja, kapan saja dan melalui apa saja. Seperti prinsip hidup saya “alam takambang jadikan guru”. Beruntung sekali saya memiliki orang tua yang sangat demokratif. Mereka tidak pernah melarang hobi saya melanglang buana berpergian. Yang penting bagi mereka, saya selalu memberi kabar dan bisa menjaga diri.

Oleh-oleh dan pengalaman dari jalan-jalan yang saya dapat, telah mengajarkan saya melihat realitas kehidupan masyarakat sebenarnya, yang otomatis hal ini akan menjadi bahan perbandingan dengan keadaan di negara/kota saya yang masih banyak harus diperbaiki. Apa yang baik, bolehlah kiranya ditiru. Melihat pesatnya kemajuan negara orang, tetapi negara sendiri masih jauh tertinggal, menggoreskan kepada satu mimpi saya yang ingin saya wujudkan suatu hari nanti yaitu menjadi seorang Presiden atau Menteri Pendidikan. Dengan misi memperbaiki keadaan negara menjadi lebih baik dari semua sektor kehidupan agar suatu saat seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati semua fasilitas dan kemudahan seperti di negara maju. Sungguh miris, sudah 65 tahun merdeka Indonesia masih banyak tertinggal karena selama ini orientasi pemerintah hanya memperkaya dirinya sendiri dibandingkan untuk rakyat. Inilah yang harus dirubah. Tuhan menganugerahkan kekayaan alam yang melimpah ruah di negara ini tetapi kenapa Indonesia yang seharusnya bisa menjadi negara kaya di dunia tapi kenyataannya menjadi negara miskin? Kenapa kesenjangan sosial sangat timpang terjadi di negara ini?

Mimpi menjadi seorang Menteri Pendidikan terilham ketika saya menulis tesis tentang pendidikan dasar anak-anak Indonesia. Pendidikan dasar adalah pendidikan yang paling terpenting dan wajib dipenuhi. Terpenuhinya pendidikan dasar yang berkualitas, mampu melahirkan pembentukan karakter bangsa yang baik. Namun untuk membangun pendidikan yang memberdayakan serta mencerahkan di negara ini, kenyataannya masih sangat jauh. Biaya pendidikan di negara ini sangat mahal sedangkan masyarakat Indonesia banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan. Sebuah kritikan yang akan saya sampaikan, mengapa semakin tinggi pendidikan di Indonesia justru biayanya semakin mahal? (Biaya S3 lebih mahal dari S2 dan S1). Namun di negara luar hal ini bertolak belakang. Warganya yang mengecap pendidikan semakin tinggi, diberikan biaya yang murah malah terkadang gratis. Untuk menikmati pendidikan yang murah, terjangkau dan berkualitas adalah harapan bersama agar masyarakat Indonesia pandai, cerdas dan berpengetahuan.

Mendapatkan kesempatan menjadi seorang pengajar di sebuah Universitas adalah pengalaman yang sungguh luar biasa. Saya pernah merasakan gugup, kurang percaya diri, malu berdiri dan berbicara di depan kelas, pita suara sedikit bergetar ketika berbicara serta tidak berani menatap ke depan. Ketidakpercayaan diri ini sempat menjadi testimonial dari mahasiswa kepada saya. Geli juga mengenang kejadian ketika pertama kali menginjakkan kaki di kelas. Tetapi keadaan itu hanya sementara. Tidak sampai 1 bulan, rasa gugup dan demam panggung saya mulai hilang. Saya lebih confident sampai sekarang.

Walaupun pendapatan menjadi pengajar tidak banyak, tetapi semua terbayar dengan memiliki mahasiswa yang baik dan lucu. Sebagai anak bungsu, mereka semua telah saya anggap seperti adik saya sendiri. Saya merasa dekat dan akrab dengan mereka sebagai teman yang sering bercanda asal mereka tahu batasnya. Menurut saya, keakraban ini adalah hal yang jarang bahkan susah untuk diperolehi.

Tidak diduga, beberapa topik dari mata kuliah Sosiologi Komunikasi yang saya ajarkan, merupakan pelajaran terberat saya ketika kuliah S1. Sejak menghandle mata kuliah ini, saya selalu membuat revisi untuk bahan kuliah saya. Keadaan ini secara otomatis membuat saya belajar kembali dan banyak mengubah cara berfikir saya menjadi lebih kritis dan sistematis. Berbekal pengalaman dan ilmu yang terus diasah, now I am preparing run to my future is continue my PhD. I realize it is not easy to be the most and sometimes it is hard to keep on running. I work so much to keep it going although sometimes feels want to give up. To my family and my friends, please be the one I need and do not stop inspiring me. Please be the one I trust most. All I need is your love to make me stronger. Saya percaya usaha dan doa serta dukungan adalah segalanya. Berharap semua mimpi itu bisa menjadi kenyataan karena ’tidak mudah mengukir asa menjadi cita’.

Sabtu, 31 Juli 2010

Millenium Development Goals



In this posting, I will try to write about The Millenium Development Goals (MDGs). Anybody knows about this issue? As the younger generation, I am very interested in discussing about human issues especially in my country, Indonesia. For your information, MDGs are 8 international development goals that all 192 United Nations member states and at least 23 international organizations have agreed to achieve by the year 2015. What are they? MDGs essentially embody the international commitments made at the United Nations World Summits and global conferences throughout the 1990s. By signing the Millennium Declaration world leaders pledged to halve the proportion of people suffering from hunger, ensure that all children can complete primary education, eliminate gender disparity at all levels of education, reduce under-five and infant mortality rates by two thirds, and halve the proportion of people without access to improved water sources by 2015.

Here the 8 goals : (see the picture on the top)
1. Eradicate extreme poverty and hunger
2. Achieve universal primary education
3. Promote gender equality and empower women
4. Reduce Child Mortality Rate
5. Improve maternal health
6. Combat HIV/AIDS, malaria, and other diseases
7. Ensure environmental sustainability
8. Develop a global partnership for development

The facts in Indonesia :
-More than 35 million people, 15.4% of the population live below the national poverty line
-The proportion of the population with sustainable access to clean water and sanitation has not increased significantly
-More than 30% people in urban areas and 50% in rural areas do not have access to piped drinking water
-Indonesia’s maternal mortality rate of 307 per 100,000 remains one of the highest in Southeast Asia
-HIV/AIDS infection in accelerating sharply across the country; Papua and high-risk urban areas are of particular concern
-Approximately 95 percent of children enroll in primary school, but only 81 percent continue to secondary school
-Between 1997 and 2000, Indonesia lost 3.5 million hectares of forest annually

Indonesian Government's efforts to realize the MDGs by 2015 will be difficult because at the same time the government also must bear the burden of huge debt payments. I hope Indonesia will not fail to reach the MDGs. Pray for this guys. "BERSAMA MENUJU TERCAPAINYA MDGs DI INDONESIA SEBELUM 2015"

Senin, 31 Mei 2010

Bolang si Bolang





Gw dijadwalkan berangkat jam 21.15 WIB, 22 May 2010 dengan S’pore Airlines menuju Frankfurt. Kalau dihitung-hitung, perjalanan ke Frankfurt itu sekitar 12 jam. Gw masih mikir dalam hati, apa gw tahan ya terbang berjam-jam gitu? 2 jam ke Jakarta aja udah buat gw mati kutu huhuhu.

Ini ketiga kalinya gw menginjakkan kaki ke Changi, sebuah bandara yang bersih dan nyaman. First time and second time ke Changi, gw cuma ngeliat sisi luarnya aja. Kata ayah, di dalamnya seru karena banyak fasilitas di dalamnya. Tapi gw ga pernah tau karena status gw bukan passenger. Waktu itu gw cuma iseng-iseng naik train ke Changi. Waktu itu tahun 2003 gw backpacker ke Singapura, naik bis malam dari Penang-Johor-Singapura.

Ga banyak yang berubah, lantai Changi masih dilapisi permadani, persis seperti bandara di Penang. Disana sini gw ngeliat toko parfum, tempat makanan minuman, butik baju, perhiasan, buku dan fasilitas internet. Gw juga banyak ketemu orang-orang Indonesia. Kalau diliat-liat sih ibarat lagi ketemu ama orang Indonesia yang lagi shopping di mal.

Ketika di umumkan boarding, gw segera naik ke pesawat. Abis makan, gw nonton film-film yang masih dikategorikan baru. Ada TV yang dilengkapi GPS, gunanya sih untuk menginformasikan ketinggian, suhu udara di luar dan posisi pesawat. Di tiap tempat duduk, ada sebuah headphone 6 kanal radio untuk mendengarkan musik. Gw duduk di kelas ekonomi seat 56K. Harga kelas bisnis dua kali lipat harga kelas ekonomi. Nah yang kurang seru itu, jarak kursinya lumayan agak rapat. Sebuah mimpi buruk yang udah bisa gw perkirain kalau perjalanan jauh kayak gini pasti bikin gw jetlag. Karena udah malam, sambil dengerin lagu, gw tarik selimut dan gw pun istirahat.

Sekitar jam 05.15 pagi (waktu Frankfurt), akhirnya pesawat gw mendarat di Flughafen. Sempat gw baca di sebuah plang bertuliskan Frankfurt am Main. Itu artinya kayak DKI Jakarta atau Heart of Manila lah kira-kira. Sebuah pengalaman pertama bagi gw menghirup udara Eropa sepagi ini. Ada perasaan bangga karena gw BOLANG hahaha! Sebelum mendarat, kapten pesawat udah ngasi informasi kalau suhu di luar dingin banget. Ini nih hal yang paling gw benci. Udah pake' jaket tebal tapi masih aja ga mempan ngelawan suhu dingin. Jadi ingat waktu gw ke Bromo tahun lalu nungguin sunrise. Beeerrr, benar kata mama, dingin itu jauh lebih menyiksa daripada kepanasan. Mana badan gw rasanya ga enak banget plus agak mabok dikit. "Badanku ini bukan badan yang tercipta dari besi dan baja, badanku ini bisa remuk dan hancur".

Sekedar info aja nih, Flughafen Frankfurt itu bandara terbesar dan tersibuk di Jerman. Kalau menurut cerita, bandara ini terintegrasi sama transportasi lainnya kayak bus, taksi dan kereta api. Arsitektur bangunannya super-modern. Keren deh pokoknya! Di bandara ini ada supermarket, toko buku, toko baju, dan yang paling gw ketawa ada sex shop!!

Setelah ngambil bagasi dan ngelewati pemeriksaan, gw antri memesan bus menuju destinasi berikutnya, tempat penginapan. Di Jerman, supirnya duduk di sebelah kiri, persis di Manila. Dengan kondisi yang masih 'mabok' plus mood gw yang rada jelek, gw ngerasa kayak orang bego' terdampar di negara orang sendirian ga bareng at least ama satu teman.

Jam 06.45 pagi, gw tiba di penginapan, sebuah flat kecil. Setelah mengurus semuanya, gw langsung mandi. Selesai mandi, sambil bersiap-siap alias dandan 7 senti, gw nyalain TV dan ngeliat siaran-siaran TV Jerman. Rata-rata siarannya pake' bahasa Jerman. Tapi ada juga sih yang pake bahasa Inggris. Iseng-iseng ganti channel, ada satu channel namanya ’Pay TV’. Awalnya gw bangga karena namanya mirip sama nama panggilanku, PAY. Tapi ajee gilee ternyata nanyain film porno 24 jam hahaha.

Jam 10.00 rencananya gw akan bertolak ke Ilmenau. Perjalanan ke Ilmenau kira-kira 4 jam. Sebenarnya badan gw masih capek banget karena masih jetlag. Tapi apa boleh buat, terpaksa gw 'ribak sude' karena besok (senin) hari libur di Jerman. Gw juga sempat ngeliat berita tentang Ibu Ainun. Kasian pak Habibie. Hiks, jadi ikutan sedih :(

Setelah siap-siap, jam 08.00 gw keluar penginapan. Astaga.. Hujaaaan!! Tanpa buang waktu, gw mutusin buat jalan ke depan karena gw ngeliat ada McD. Lumayan deh buat neduh bentar dan sekalian sarapan. Pas ngantri mesan makanan, gw lebih hati-hati milih makanan karena gw punya pengalaman waktu makan McD di Manila ada Porknya. Sambil makan, aku cek BB dan menegur beberapa teman yang masih OL jam segitu.

Abis makan, gw singgah ke 7 eleven di sebelah McD. Gw beli air mineral. Busyet, harga 1 botol air mineral 1,5 euro (20ribu). Abis urusan beli-beli, ternyata hujan masih juga turun. Gw ga lupa minum vitamin biar ga sakit. Tapi sayang, kayaknya gw udah keburu bersin-bersin dan ngerasa ga fit.

Selain cuaca yang kurang bersahabat, gw kurang bisa narsis-narsisan di sini karena kamera gw mendadak hilang huhuhu, masalah waktu yang cuma bentar, kondisi badan gw yang lama-lama menuju lowbat, dan keberadaan gw yang cuma bolang sendirian. Walau masih kerasa jetlag alias oyong-oyong ga jelas, tapi jujur gw senang dan berharap tahun depan bisa tinggal di negara ini. Amien...

"Bolang 2 malam, oh indahnya, bolang 2 malam buat ku melayang, walau dua malam akan selalu ku kenang dalam hidupku"

Pengalaman Membuat Surat Keterangan Berbadan Sehat Jasmani dan Rohani serta Bebas Narkoba di RSU Pirngadi Medan

Tanggal 26 Juli 2019, sekitar jam 9 pagi saya mendapat WA dari bagian kepegawaian kampus untuk melengkapi berkas salah satunya adalah mengur...