MEDAN DAN MASALAH SAMPAH
Medan
merupakan kota tropis. Iklim kota Medan pada siang hari mencapai 23-330
Celcius, sedangkan pada malam hari mencapai 22-290 Celcius. Suhu
udara maksimum mencapai 310 Celcius dan suhu udara minimum mencapai
210 Celcius. Curah hujan dan jumlah hari hujan relatif sedang dengan
kelembapan udara berkisar 75-80%.
Berdasarkan sensus penduduk tahun
2001, jumlah penduduk kota Medan saat ini diperkirakan mencapai 2.210.758 jiwa,
dengan jumlah wanita lebih besar daripada jumlah pria. Kepadatan penduduk
purata 8.340 jiwa per km2. Dari jumlah tersebut dapat diketahui bahawa 1.918.350 merupakan penduduk tetap dan
291.680 adalah penduduk tidak tetap. Dilihat dari struktur umur penduduk, kota
Medan dihuni lebih kurang 1.266.696 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun).
Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, 91,88% penduduk telah mengeyam
pendidikan dasar dan menengah, sedangkan 8,12% pada universiti. Dengan demikian
di kota Medan secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup yang dapat bekerja
di pelbagai jenis perusahaan.
Di kota ini banyak terdapat
keanekaragaman suku (etnis) dan agama. Suku terbesar iaitu suku Melayu dan
sebagian besar penduduknya beragama Islam. Budaya masyarakatnya ada yang
pluralis sehingga berdampak beragamnya budaya-budaya yang ada. Tetapi, hal itu
tidak menghambat kemajuan pembangunan malah dengan adanya nilai-nilai budaya
dapat menjadi suatu potensi.
Medan
secara harfiah merupakan ‘lapangan’ atau ‘medan pertempuran’. Kota Medan
dibangun tahun 1590 di tanah Deli oleh Guru Patimpus, cucu Raja
Sisingamangaraja yang dahulu dikenal dengan nama ‘kampung medan putri’. Sejarah
kota Medan dimulai tahun 1862 oleh pengusaha Belanda, Jacob Nienhuys. Ia
mendesak agar sultan Deli memberi kemudahan menanam Tembakau Deli untuk dipakai
pada cerutu yang terkenal sejak abad 19 sampai sekarang.
Kota Medan mengemban fungsi regional
yang mampu menjadikan Medan dapat melakukan aktiviti ekonomi dalam volume
besar. Medan merupakan kota pembangun utama bagi daerah lain di Sumatera Utara.
Kegiatan industri, jasa, perdagangan dan pelancongan merupakan mata pencaharian
masyarakat kota Medan dalam kehidupan ekonomi. Income per kapita menunjukkan
pada jumlah Rp 8.465.795 tiap tahun. Major eksport berupa lemak, minyak
nabati/hewani, udang, kerang, kayu lapis, alumunium, barang kesenian, cokelat,
kopi, mineral dan lainnya. Sedangkan major import berupa industri, alat
elektronik, barang konsumsi (makanan ternak, beras, sayur), tembakau. Untuk
melakukan kegiatan eksport import, Medan menjalin hubungan kerjasama dengan
beberapa negara iaitu Malaysia, German, Inggris, Singapore, China, Belanda,
Taiwan, dan Hongkong.
Kemudahan dalam mendukung kemajuan
pembangunan, telah tersedia dukungan infrastuktur kota, telekomunikasi dan
sarana jalan raya. Ketiga hal tersebut merupakan faktor yang sangat penting
demi kemajuan pembangunan kota Medan.
Di kota
Medan terdapat beberapa objek pelancongan yang banyak dikunjungi oleh wistawan
dalam negara maupun luar negara. Salah satunya iaitu Istana Maimoon, merupakan
istana kesultanan Deli yang didirikan oleh Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa
Alam. Didirikan pada tahun 1888 oleh seorang arsitek Italia. Warna kuning
menjadi dominasi istana ini sebagai ciri khas Melayu. Dua ratus meter dari
Istana Maimoon terdapat Mesjid Raya yang juga peninggalan Sultan Deli setelah
Istana Maimoon. Mesjid ini didirikan tahun 1886 dan hingga kini masih digunakan
oleh kaum Islam untuk beribadah. Bangunan Mesjid Raya ini merupakan salah satu
mesjid terbesar di Indonesia yang bergaya India dengan kubah segi lapan. Bahan
yang digunakan berasal dari Italia sebagai ilham dari seorang arsitek Italia,
Morrish Style.
MASALAH/ISU
Sampah merupakan istilah yang
sering digunakan untuk menyatakan hasil buangan baik dalam bentuk padat, cair
ataupun gas. Permasalahan sampah sebenarnya sejalan dengan pertambahan populasi
penduduk. Semakin banyak populasi penduduk, maka diduga semakin meningkat
keberadaan sampah tersebut baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Masalah ini juga merupakan masalah lingkungan sosial yang dipandang sebagai
sebuah masalah sosial yang serius untuk dihadapi.
Kemajuan
dalam berbagai bidang kehidupan yang umumnya dimulai terjadi di perkotaan dan
ini tentu mengakibatkan permasalahan sampah di kota semakin cepat terasa. Medan
sebagai salah satu bandar metropolitan di Indonesia yang sedang berkembang
menjadi kota industri, perdagangan, pelancongan, dan pendidikan tidak luput
dari masalah sampah.
Kondisi
geografi, iklim, jumlah penduduk, dan kondisi sosial masyarakat Medan secara
langsung maupun tidak langsung akan memberikan dampak terhadap produksi dan
penanggulangan masalah sampah.
Masalah sampah di Medan merupakan
masalah yang serius yang tidak pernah selesai dan sangat erat hubungannya
dengan lingkungan. Masalah sampah akan terus membebani manusia di penghujung
abad ke-20. Masalah ini juga sudah sepantasnya mendapat perhatian penting
kerana kualitas hidup seseorang pada dasarnya secara substansial dipengaruhi
oleh keadaan lingkungan tempat ia berada.
Peninjauan
saya mengenai pola tingkah laku masyarakat Medan terhadap masalah sampah,
menunjukkan bahawa belum ada kesedaran sepenuh hati terhadap masalah ini.
Kurangnya kesedaran masyarakat terlihat dari masyarakat sering membuang sampah
tidak pada tempatnya. Banyak juga orang yang dapat dikatakan masyarakat ekonomi
menengah ke atas sering membuang sampah tidak pada tempatnya dan kadang kala
apabila sedang memandu dengan santainya mereka membuang sampah keluar dari
kendaraan. Sedangkan pada masyarakat yang tinggal di daerah pinggiran sungai
sering membuang sampah ke dalam sungai. Hal ini terlihat kerap terjadi masalah
banjir yang melanda kota Medan akhir-akhir ini. Keadaan sungai menjadi kotor
dan menyebabkan perubahan struktur dan fungsi ekosistem beberapa sungai yang ada
di Medan. Sehingga tak sedikit populasi tumbuhan maupun haiwan yang hidup di
dalamnya menjadi mati. Bagi masyarakat yang tinggal di sekitar sungai yang
kotor, dapat terganggu kesihatannya terutama dalam memperoleh air bersih.
Kerana masyarakat pada umumnya masih menggunakan air sungai tersebut untuk
memenuhi kebutuhan air minum. Tingkat kesihatan masyarakat banyak yang menurun
akibat lingkungan persekitaran yang tidak sihat.
Meningkatnya jumlah sampah yang ada
di Medan dikeranakan belum adanya pengamalan moral dan pendidikan yang hanya
terlewat begitu sahaja. Hal lainnya iaitu belum maksimanya perhatian pemerintah
khususnya pemerintah daerah untuk hal kebersihan kota Medan. Penyediaan
tempat-tempat sampah banyak yang belum memadai selain itu didukung pula oleh
sikap masyarakatnya yang masih kurang peduli dan belum mempunyai rasa memiliki.
Sekiranya ada perhatian dan lebih dan sedarnya masyarakat akan hal ini, dapat
terwujud lah suatu lingkungan yang bersih, sihat sehingga kota Medan dapat
menjadi kota yang bersih dan mampu menjadi contoh kepada kota-kota lainnya di
luar wilayah Medan. Akibatnya dengan adanya penerapan tersebut, kota Medan
dapat menjadi objek pelancongan dalam atau luar negara.
Apabila masalah ini terus berlanjut,
akan berkontribusi pada tingkat kesihatan fizik sehingga menyebabkan kematian
seseorang. Hal lainnya juga berkontribusi kepada kesihatan mental dan
masalah-masalah emosional. Tugas kita sangat berat menyelamatkan kelestarian lingkungan agar
anak-cucu kita tetap akan dapat merasakan keindahan alam minima sama dengan
yang ada di masa kini. Untuk itu, mahu tidak mahu kita harus peduli dengan
masalah sampah ini. Kerana masalah ini mendesak menjadi perhatian utama
kita.
Hal terpenting dalam membahas
masalah sampah ini adalah laju pertumbuhan penduduk yang kian lama kian
meningkat. Jumlah penduduk yang besar akan berpengaruh pada kemerosotan
kemampuan sumber daya alam (carrying capacity). Dukungan itu berupa dapat
dipenuhinya kebutuhan manusia oleh sumber daya alam yang ada. Tetapi kerana
sikap manusia yang tamak, menyebutkan bahawa bumi telah mencapai daya dukung
maksimanya sehingga lingkungan mengalami kemunduran dan jumlah sampah semakin
meningkat.
Masalah sampah sangat berkaitan
dengan masalah lingkungan iaitu polusi udara dan air. Polusi udara yang
ditimbulkan dari bau tak sedap dapat menganggu pernafasan manusia disamping
dapat juga menghambat perkembangan tanaman. Tanaman dan tumbuhan tidak dapat
lagi mengolah makanannya. Selain itu polusi air yang timbul akibat pembuangan sampah
ke sungai menyebabkan banjir dan air menjadi kotor. Sehingga ketika kita
melihat para penduduk menggunakan air tersebut untuk kehidupan, kita akan
berasa geli.
Banjir
tidak sekedar kerana kelebihan air di suatu daerah, tetapi lebih merupakan
punca dari berbagai aktiviti manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap
lingkungan hidup (merusak alam) seperti penggundulan hutan, penandusan padang
rumput, penebangan hutan, eksploitasi tanah, pengambilan hasil-hasil hutan
secara liar seperti kayu, rotan, damar yang dapat digunakan untuk membuat
barang perlengkapan kehidupan manusia. Kerana sifat manusia yang tamak, selalu
ingin mendapat sesuatu lebih banyak jumlahnya, menyebabkan kegiatan merusak
alam tersebut dilakukan secara berlebihan tanpa ada proses pembaharuan kembali.
Akhirnya sumber-sumber alam menjadi berkurang jumlahnya, padahal untuk memenuhi
kebutuhan manusia masih sangat banyak jumlahnya.
Adapun lokasi yang saya ambil
sebagai contoh iaitu pinggiran Sungai Deli, kawasan jalan Ir.H Juanda dan
Sungai Babura kawasan jalan Kejaksanaan Medan. Kawasan ini merupakan kawasan
paling sering terjadi banjir. Kawasan ini terletak di tengah kota Medan yang
jumlah penduduknya sangat padat. Banyak penduduk yang kurang mampu hidup dan
bertempat tinggal di sekitar kawasan pinggiran sungai ini dan menggantungkan
hidupnya dalam memperoleh air sebagai pemenuhan kebutuhan hidup mereka
sehari-hari. Misalnya masih banyak dari mereka yang mempergunakan air sungai
untuk kebutuhan minum, mencuci, dan mandi tanpa memikirkan kebersihan dari air
tersebut. Kerana itu, tidak sedikit dari masyarakat tersebut terjangkit
berbagai macam penyakit menular yang bersumber dari pembuangan sampah dan
limbah ke dalam sungai tersebut.
Masalah sampah, banjir, dan penyakit
merupakan masalah yang saling berkaitan dan telah menjadi satu. Masalah ini
bersumber dari kurang sedarnya masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai dan
kurang pedulinya masyarakat umum akan lingkungan. Dengan kata lain, seluruh
masyarakat terlibat dalam masalah ini. Keadaan seperti ini mengakibatkan daerah
tersebut tergolong ke dalam lingkungan yang kumuh dan tidak dapat maju.
Umumnya,
masyarakat yang tinggal di daerah itu sangat padat. Jumlah penduduk wanitanya
lebih besar daripada jumlah lelakinya. Penduduk wanita kebanyakan berprofesi
sebagai suri rumah tangga dan mengurus anak-anak. Sedangkan penduduk leleki
berprofesi sebagai wiraswasta yang berpenghasilan rendah. Untuk medapatkan
kerja yang layak sangat sukar dan didukung pula dengan keterbatasan ilmu
pengetahuan. Masyarakat pinggiran ini sebagian besar berpendidikan rendah iaitu
hanya lulusan sekolah dasar (12 tahun). Disamping penduduk tetap, terdapat juga
para pendatang yang berasal dari desa untuk mencari dan mengadu nasib di kota.
Akan tetapi kerana sulitnya mendapatkan pekerjaan di kota, menyebabkan mereka
menjadi pengangguran. Keadaan seperti ini memaksa mereka untuk tinggal di
daerah yang tidak selesa seperti ini. Contohnya keadaan tempat tinggal yang
kurang memadai sehingga tidak layak untuk dihuni.
Untuk mengurangi masalah ini perlu
adanya penyelesaian dan kerja sama dari pihak pemerintah daerah dan penglibatan
seluruh masyarakat kota Medan dalam
mewujudkan pembangunan dengan lingkungan yang bersih dan sihat.
Masalah sampah merupakan masalah
sosial di kota Medan yang sangat berpengaruh pada perkembangan pembangunan kota
Medan itu sendiri. Untuk mewujudkan pembangunan, penguasaan seluruh aspek
kehidupan hendaknya dapat terlaksana dengan baik tanpa mengalami berbagai
hambatan. Untuk mewujudkan kota yang diidamkan sesuai dengan semboyan kota
Medan iaitu “Medan Bestari” (bersih, tertib, aman dan rapi) tampaknya belum
dikatakan boleh. Hal ini disebabkan kerana masyarakat pinggiran sungai itu
sendiri masih agak tertutup dan belum mahu menerima perubahan dan keterbukaan.
Mereka masih terikat dan memegang teguh adat isiadat yang merupakan warisan
dari nenek moyang. Pengaruh keadaan sekitar juga mendukung ketertutupan
mereka.
Tingkat
kesedaran yang lemah, diakibatkan kerana kurang ditanamkan rasa sayang dan rasa
memiliki akan lingkungan sejak masih kecil. Ketika sudah besar, untuk merubah
sikap acuh tersebut, berbagai kesukaran akan dihadapi kerana masyarakatnya
telah terbiasa dengan keadaan yang sudah ada. Hal ini merupakan salah satu
penghambat dalam pembangunan di kota Medan.
Untuk
mengurangi jumlah sampah yang semakin hari semakin meningkat, ketua kampung
mengajukan usul kepada pemerintah daerah untuk dapat menambah jumlah tempat
sampah. Hal tersebut pernah diluluskan oleh pemerintah daerah itu sendiri. Akan
tetapi untuk pengolalaan sampah selanjutnya pemerintah daerah kurang memberi
perhatian yang lebih. Walaupun tempat sampah sebagai tempat pembuangan sampah
sementara telah tersedia, masyarakat masih
saja membuang sampah bukan pada tempat pembuangan itu. Disamping itu
pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir masih tertunda pelaksanaannya.
Hal ini mengakibatkan sampah banyak yang berserakkan ke jalan raya sehingga
menganggu kelancaran arus kenderaan. Selain itu menimbulkan pemandangan yang
kurang sedap dipandang mata dan menimbulkan bau busuk yang dapat mempengaruhi
kesihatan masyarakat sekitarnya.
Pengaruh dari sampah menyebabkan
masalah banjir sehingga timbullah bermacam-macam penyakit menular, yang pada
asalnya berasal dari ulah manusia itu sendiri. Beranekaragam manusia,
beranekaragam juga tingkah lakunya. Prilaku penduduk kawasan ini dan masyarakat
sekitarnya iaitu suka membuang sampah sehingga keadaan air sungai menjadi kotor
dan sudah sangat tercemar. Sehingga penanganan untuk mencegah banjir sangat
sulit untuk di atasi. Sudah banyak larangan-larangan yang dibuat untuk tidak
membuang sampah di kawasan tersebut dan larangan membuang sampah ke dalam
sungai. Namun tampaknya larangan yang berbentuk tulisan itu tidak dipatuhi oleh
penduduk dan masyarakat sekitar. Malah tepat di bawah dari tulisan
larangan tersebut, banyak terdapat buangan sampah dan menimbulkan bau busuk.
Suasana komunikasi masyarakat ini
sepertinya agak tertutup dengan pihak luar. Kerana pernah terjadi dua kali
konflik antara penduduk dengan kelompok orang yang tak dikenal. Hal ini
menyebabkan mereka sangat waspada dengan pihak luar. Akan tetapi, setelah
diadakan tinjauan secara realiti, sikap mereka cukup ramah dan sangat rapat
sesama penduduk. Jaringan komunikasi di kawasan ini belum menyebar secara
merata. Kenikmatan kemudahan listrik dan lampu sebagai penerangan belum
memadai. Mereka masih menggunakan lampu minyak sebagai penerangan di malam
hari. Hal ini mengakibatkan anak-anak mereka yang bersekolah menjadi sulit
untuk belajar.
Usaha pembangunan merupakan usaha
perubahan sosial. Suatu masyarakat selalu ditandai oleh adanya sejumlah orang
yang mempelopori, menggerakkan dan menyebarluaskan proses perubahan tersebut. Orang-orang
tersebut dikenali dengan nama agen perubahan. Suatu usaha perubahan sosial yang
terancang tentu ada yang mengusahakannya. Dimulai dari perancangan hingga
pelaksanaanya. Agen perubahan tersebut merupakan semua pihak yang melaksanakan
pembangunan itu sendiri. Dalam pelaksanaan ini, pemerintah daerah merupakan
orang yang turut terlibat secara keseluruhan.
Untuk itu, pemerintah daerah
melaksanakan tugas untuk mewujudkan usaha perubahan sosial atau suatu inovasi
yang berencana. Pemerintah daerah sebagai agen berperan sebagai rantai
komunikasi diantara masyarakat untuk memberikan penyelesaian persoalan sampah,
membantu dan menggerakkan masyarakat untuk cinta akan lingkungan, disamping
memberikan penyuluhan sebagai penghubung untuk memecahkan masalah sampah ini.
Peran utama dari pemerintah daerah
itu sendiri iaitu sebagai penggerak, perantara, dan penyelesai. Peran penggerak
digunakan untuk mempengaruhi masyarakat dan mengenalkan masalah sampah ini
melalui petunjuk dan nasihat. Peran pemerintah daerah sebagai perantara iaitu
sebagai pemberi maklumat dan penghubung. Berbagai penyuluhan dan pengetahuan
melalui pendidikan diberikan kepada masyarakat mengenai masalah sampah dan
akibatnya. Sehingga apabila semua hal di atas dapat terlaksanakan dengan baik, maka
terjadi lah penyelesaian akhir. Di sisi lain, pemerintah daerah dapat berperan
sebagai orang yang membangkitkan kesedaran masyarakat akan sampah. Pembangkit
kesedaran berperan dalam mengatasi jurang kesedaran antara penduduk setempat
dengan pemerintah daerah. Prinsip pemerintah daerah iaitu tidak akan selamanya
terus menerus membantu masyarakatnya. Pemerintah menginginkan agar masyarakat
menanamkan kemampuan untuk menolong diri sendiri. Dengan kata lain penduduk
tidak lagi bergantung sepenuhnya pada pemerintah daerah tetapi telah mampu
menolong diri mereka sendiri.
Para
penduduk yang tinggal di kawasan pinggir sungai ini memiliki struktur
masyarakat cosmopoliteness. Berbagai suku seperti Melayu, Batak, dan Jawa
merupakan salah satu suku penduduk kawasan ini. Walaupun berbeza suku dan
agama, didukung lagi dengan keadaan hidup yang dapat dikatakan susah, para
penduduk ini tetap menjalin tali silaturahmi dan rapat sesama jiran kerana
mereka mengangap mereka adalah satu keluarga besar yang hidup senasib.
STRATEGI
PENYELESAIAN
Pengelolaan
sampah yang dilakukan secara baik, tidak akan mencemari lingkungan, malah
sampah-sampah yang ada dapat dijadikan sebagai bahan baku untuk pembuatan
barang-barang yang lebih bermanfaat. Untuk memanfaatkan kembali hasil buangan,
ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai peranan penting sehingga seluruh
sampah yang berasal dari kota dapat dimanfaatkan kembali menjadi kompos, tenaga
listrik, dan dapat juga sebagai biogos untuk keperluan memasak, penerangan dan
tenaga kerja.
Hendaknya pengelolaan masalah
sampah dapat dilakukan secara bersama-sama ataupun secara individual. Hal ini
merupakan langkah awal yang tepat mewujudkan kota yang bersih, indah dan
teratur seperti yang diharapkan seluruh masyarakat.
Dari huraian di atas dapat
disimpulkan bahawa keberadaan sampah di Medan menjadi masalah penting yang
harus ditanggulangi dengan berbagai cara pendekatan yang benar dan dilaksanakan
secara terpadu.
Adapun
strategi yang dapat digunakan untuk penyelesaian masalah ini antara lain
melalui strategi fasilitatif, pendidikan, pembujukan dan kuasa. Strategi
fasilitatif yang dilakukan antara lain misalnya penyediaan fasiliti pembuangan
dan jasa pembangunan sampah. Walaupun fasiliti telah tersedia, masalah sampah
belum dapat teratasi dengan baik. Hal ini dikeranakan masih kurangnya kesedaran
masyarakat dalam menjaga kebersihan. Ternyata penyelesaian masalah tidak cukup
hanya dengan penambahan fasiliti, akan tetapi tentunya harus disertai dengan
pendekatan baik secara persuasif dan hukum. Pendekatan persuasif yang dilakukan
antara lain melalui jalur pendidikan dan pembujukan. Melalui pendidikan dapat
dilakukan dengan penanaman kesedaran cinta lingkungan sejak kecil. Adapun
program baru yang dilakukan pemerintah untuk membentuk cinta lingkungan iaitu
melalui penerapan program Medan Bestari kepada anak-anak sekolah dasar.
Anak-anak sekolah dasar mulai ditanamkan untuk cinta kebersihan dari tingkat
sekolah dasar sehingga diharapkan ketika mereka dewasa kelak, dapat peduli
dengan keadaan lingkungan sekitar.
Selain
melalui jalur pendidikan, pemerintah juga memberikan penyuluhan dan bimbingan
mengenai pentingnya menjaga sanitasi lingkungan. Pada waktu-waktu tertentu
diadakan penyuluhan yang juga menghadirkan elemen masyarakat seperti lurah atau
camat (dato’ kampung). Dengan demikian diharapkan adanya koordinasi yang baik
antara pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan
sihat.
Pada strategi kuasa, dijalankan hukum sebagai
penegak keadilan. Strategi ini memuat sanksi kepada masyarakat yang membuang
sampah tidak pada tempatnya. Hukuman telah diatur dan ditetapkan oleh
pemerintah. Biasanya hukuman dapat berupa peringatan maupun denda.
CADANGAN
Agar suatu mesej
dapat disampaikan dengan baik tentunya diperlukan media perantara yang baik.
Kerana sasaran utamanya adalah masyarakat, maka media yang dipilih adalah media
yang memiliki jangkauan yang luas dan dapat menarik perhatian dari masyarakat,
baik media cetak maupun elektronik. Penggunaan media cetak misalnya dengan
pemuatan mesej melalui majalah, tabloid dan keratan akhbar. Penyampaian mesej
tentang sanitasi lingkungan dapat pula melalui televisyen, radio maupun
internet. Agar dapat menarik perhatian, mesej dibuat semenarik mungkin, kreatif
serta mengandung istilah yang mudah diingat. Pemasangannya juga diatur
sedemikian rupa. Pada media cetak mesej dimuat pada rubrik yang biasanya banyak
dibaca oleh masyarakat. Penyampaian mesej dapat dibuat sebaik mungkin misalnya
dengan menampilkan pelakon atau komedian terkenal. Mesej juga dapat disampaikan
melalui melalui situs-situs yang sering diakses oleh masyarakat.
Pendekatan
secara persuasif juga memerlukan adanya kontak interpersonal antara sumber
dengan sasaran. Cara ini dapat dilakukan dengan mengadakan penyuluhan melalui
pertemuan yang dapat melibatkan seluruh elemen dari masyarakat, ataupun dengan
memasukan mesej-mesej tentang pentingnya menjaga sanitasi lingkungan pada
acara-acara yang banyak dihadiri masyarakat. Misalnya pada khutbah Shalat
Jum’at ataupun pada ceramah perayaan hari-hari besar agama. Penyampai mesej
memiliki peran yang besar terutama dalam keberhasilan penerimaan mesej oleh
masyarakat. Dalam hal ini, sebaiknya dipilih penyampaian mesej yang memiliki
kharisma, dihormati atau memiliki kemampuan untuk menyampaikan mesej secara
kocak. Mesej yang lucu biasanya akan lebih mudah untuk diterima dan diingat.
Komunikasi
yang baik memiliki tujuan yang baik pula pada jangka panjang maupun jangka
pendek. Demikian halnya pada usaha penyampaian mesej tentang pentingnya menjaga
sanitasi lingkungan. Tujuan program ini secara jangka pendek adalah menciptakan
lingkungan yang bersih dan sehat. Sedangkan secara jangka panjang program ini
bertujuan menanamkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Tujuan jangka pendek dapat dicapai terutama dengan menggunakan
peraturan-peraturan yang telah diatur oleh undang-undang atau hukum, yang
pelaksanaannya dapat dipaksakan serta memberikan sanksi yang tegas bila
peraturan tersebut dilanggar. Adapun tujuan secara jangka panjang dapat melalui
pendekatan persuasif iaitu melalui jalur pendidikan dan penyuluhan.
Banyak
cara yang dapat ditempuh dalam penyelesaian masalah sampah. Namun dapat
dikatakan bahwa pendekatan secara persuasif adalah yang paling baik. Pada
pendekatan secara persuasif diharapkan adanya perubahan pola fikir masyarakat
sehingga pada akhirnya dapat lebih menyadari pentingnya sanitasi lingkungan.
Pada pendekatan melalui jalur hukum, program yang dijalankan hanya akan dapat
berhasil jika ada ketegasan mengenai aturan yang dibuat. Pelaksanaannya
bersifat mengikat, tanpa adanya perubahan dari pola fikir. Namun jika kita
ingin menciptakan lingkungan yang bersih dalam jangka waktu yang pendek, cara
ini merupakan yang paling baik.
KESIMPULAN
Sampah
merupakan masalah sosial yang tidak pernah usai untuk dibahas kerana jumlahnya
semakin bertambah hari ke hari. Kota Medan adalah kota yang tidak pernah luput
dari masalah sampah dan lingkungan kerana masalah ini adalah masalah serius
yang harus mendapat perhatian dan kesedaran dari masing-masing pihak.
Tingkat kesedaran masyarakat
kota Medan dalam membuang sampah dan menjaga lingkungan masih sangat kurang.
Berbagai penyuluhan dan nasihat dari pemerintah daerah selaku pemerintah di
wilayah ini telah dilaksanakan. Penyediaan infrastruktur seperti tempat
pembuangan sampah tidak digunakan masyarakat semaksima mungkin. Hal ini dapat
dilihat dari banyaknya sampah masih berserakan tanpa terurus.
Masyarakat yang tinggal di pinggiran
sungai seharusnya ditertibkan ke tempat yang lebih selesa untuk kehidupan
mereka kerana keadaan lingkungan persekitaran sungai tidak baik bagi kesihatan
mereka.
Kerjasama antara pemerintah dengan
masyarakat dalam menangani serta mengurangi masalah sampah sangat diharapkan.
Upaya yang dapat dilakukan dapat berupa pembujukan, penyuluhan, pendidikan dan
dapat juga berupa hukum. Disamping itu dapat ditempuh dengan beberapa cadangan
yang dibuat semenarik mungkin agar masyarakat dapat tergugah hatinya dan sedar
akan lingkungan.
Diharapkan
pada tahun berikutnya, kota Medan dapat menjadi kota yang bersih dan sihat
sehingga dapat mejadi salah satu tempat pelancongan terbersih di Indonesia yang
didukung dengan keindahan alamnya.
1 komentar:
Apakah Anda mengalami kesulitan keuangan atau Anda ingin memenuhi impian Anda dengan dana?
Apakah Anda memerlukan pinjaman untuk melunasi tagihan Anda, Memulai atau memperluas bisnis Anda?
Apakah Anda mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman dari Pemberi Pinjaman keras atau Bank karena tingginya biaya / persyaratan pinjaman?
Apakah Anda memerlukan pinjaman untuk alasan yang sah?
Maka khawatir kami datang untuk menawarkan pinjaman kepada pelamar yang tertarik baik lokal maupun luar negeri tidak peduli jenis kelamin atau lokasi tetapi usia harus 18 tahun ke atas.
Kembali ke kami untuk negosiasi jumlah yang Anda butuhkan akan menjadi keputusan yang bijaksana.
JENIS PINJAMAN KAMI
Pinjaman ini dibuat untuk membantu klien kami secara finansial, dengan tujuan mengurangi beban keuangan. Untuk alasan apa pun, pelanggan dapat menemukan rencana pinjaman yang sesuai dari perusahaan kami yang memenuhi persyaratan keuangan.
Data pemohon:
1) Nama Lengkap:
2) Negara
3) Alamat:
4) Seks:
5) Bekerja:
6) Nomor Telepon:
7) Posisi saat ini di tempat kerja:
8 Penghasilan bulanan:
9) Jumlah pinjaman yang dibutuhkan:
10) Periode pinjaman:
11) Apakah Anda mendaftar sebelumnya:
12) Tanggal Lahir:
Hubungi perusahaan pinjaman Gloria S melalui email:
{gloriasloancompany@gmail.com} atau
Nomor WhatsApp: +1 (815) 427-9002
Salam Hormat
Posting Komentar