-JOGJAKARTA 2011
Sebenarnya ini bukan pertama kali saya travelling. Tapi bisa dibilang ini menjadi petualangan saya yang sendiri lagi (di Indonesia) setelah sekian lama ikutan tur bareng keluarga kerajaan. Setelah menyelesaikan sebuah 'misi rahasia' tahap pertama, akhirnya saya mendarat di Jakarta dan mengikuti serangkaian tur singkat bersama keluarga kerajaan selama 4 hari. Hari ke 5 berpencar dengan Kaisar Ibusuri yang melanjutkan penerbangan buat promosi album mereka. Sementara abang-abang saya kembali sibuk dengan jadwal pemotretannya. Saya kemana nih? Akhirnya saya iseng meneruskan perjalanan ke Jogja (ini bukan pertama kalinya saya ke Jogja). Terinspirasi dari buku Naked Traveller, saya pun ingin berbagi cerita perjalanan unyu kemarin. Maka postingan blog ini saya beri judul "Nekad Traveller 1" ^^
Mencari tiket on the spot di musim libur adalah tantangan. Berhubung kerajaan kami punya agen langganan yang siaga, akhirnya dapat lah si tiket itu tadi (logat Medan red) dengan harga yang lumayan miring. Niat hati supaya ga ribet bolak balik ke Soekarno Hatta, akhirnya saya mengambil jam terbang yang berbarengan dengan penerbangan Kaisar dan Ibusuri yaitu jam 18.00 WIB. Mendapat supir etnis Jawa yang totok abis dalam bertutur kata, namun kurang lihai menghadapi macetnya Jakarta (saya dan keluarga sering ngalamin yang namanya tua-tua di jalan dengan perut lapar) namun bapak itu baik hati. Si bapak mengantarkan saya ke terminal 1A dan sempat heran kenapa saya turun disitu. Ternyata dia baru ngeh kalau saya berbeda tujuan penerbangan dengan Kaisar dan Ibusuri.
Petualangan pun segera dimulai. Saya check in dengan satu bagasi. Berhubung baterai BB mulai setengah, akhirnya saya memutuskan untuk masuk ke ruang tunggu dengan harapan ketemu colokan listrik. Ihiiiiiy ternyata ada colokan nganggur, tapi yang duduk dekat colokan ada seorang bapak etnis Cina dan seorang abang Arab modern. Bodo' ah, yang penting BB saya ga lowbat. Permisi ke bapak Cina dan si abang Arab, akhirnya saya duduk di antara mereka. Waaah seperti menjadi juri American Idol..!! ^^ Sempat ragu kepada mereka berdua berbahasa Indonesia dan menggunakan kata 'permisi pak, mau numpang nge-charge', akhirnya saya menggunakan bahasa Inggris 'excuse me Sir bla bla bla'. Mereka berdua menjawab dengan 'oh ya ya'.
Sambil men-charge BB, saya menghubungi Kaisar dan abang mengabari kalau saya sudah masuk di ruang tunggu. Kemudian saya BBM teman saya di Jogja, Sata meminta konfirmasi untuk menjemput saya di Adi Sucipto jam 19.00 WIB. Karena buku bacaan bahasa Inggris yang selalu saya bawa di tas masuk di koper bagasi, so I decided to kill my time with FB and Twitteran. Si bapak Cina sedang asyik bermain game di HPnya, sementara si abang Arab yang wangi semriwing sedang goyang-goyang mendengarkan lagu.
Konsentrasi saya membalas FB dan Twitter terpecah ketika HP si abang Arab berbunyi. Abang Arab kemudian mengangkatnya 'Halo, Assalamualaikum'. Saya memaklumi. Namun tiba-tiba si abang Arab ini berkata 'sek sek, neng ndi?' dan melanjutkan percakapannya menggunakan bahasa Jawa dengan totok kentalnya. Saya pun terbengong dan cepat-cepat melihat sekali lagi wajah si abang 'oi bang, ko orang Arab apa Jawa?' (logat Medan red) hahaha amazing ^^
Melihat jam, wah udah jam 17.45 tapi kok belum boarding ya? Sementara makin lama, terminal A7 semakin dipenuhi banyak penumpang. Ternyata mendapat konfirmasi bahwa pesawat Lion Air mengalami keterlambatan selama 45 menit karena alasan operasional. Ga cuma destinasi ke Jogja saja, tapi yang mau ke Surabaya dan Denpasar juga bernasib sama. Weleh, Lion "Delayed" Air. Jam terbang memang intens, satu jam sekali, tapi delayednya pun intens ya wak..!! >.< Terminal A7 tersulap seperti tempat penampungan. Ada yang duduk-duduk di lantai beralaskan tikar/koran, ada yang piknik sambil makan-makan. Kacauuuuuuuu..!! Tak berapa lama, saya mendengar pengumuman bahwa pesawat ke Jogja siap diterbangkan namun pindah ke terminal A4. Lagi-lagi kacau >.< Banyak penumpang yang marah dengan management Lion "delayed" Air ini.
Selama di pesawat tidak banyak kejadian aneh dan unyu terjadi. Begitu mendarat di Adi Sucipto, saya menghubungi Sata. Setelah mengambil bagasi dan keluar dari Airport, saatnya cari makan. Tujuan pertama ke SS (Serba Sambal), karena saya tidak menyukai makanan Jogja yang kebanyakannya manis. Jadi supaya cari aman, makan di SS yang pedes abeeeess..!! Sambil menunggu makanan yang belum kunjung datang, saya dan Sata bercerita. Namun akhirnya kami sadar bahwa aura kami sebagai orang Medan tidak bisa dibendung. Volume suara yang kurang bisa dikendalikan, mengundang beberapa pengunjung misterius melihat ke arah meja kami :P
Ketika hendak membayar, saya sedikit kewalahan dalam penyebutan manis dingin (mandi red). Jadi harus di translate dulu menjadi es teh manis. Selesai makan, menuju pulang ke Orange Kost-nya Sata. Belum lagi keluar dari SS, ada segerombolan anak mahasiswa menggodai kami berdua menggunakan slang Sumatera. Otomatis saya dan Sata memahami apa yang mereka bicarakan. Sambil tertawa bahahaha oalah dek dek, tante-tante yang kelen goda ini, kami pun menuju mobil. Sampai di Orange Kost dengan 3 pagar hijau sakti, saatnya beristirahat.
Bangun pagi menjelajah Jogja mencari sarapan. Pagi itu saya kepengen makan yang berkuah. Sata membawa saya makan Soto. Bentuk sotonya unyu ; bening, ada suir- suir ayam dan onderdil-nya, ada mie dan nasi. Eng ing eng, pas masuk mulut, manis..!! -.- Saya pun segera bernyanyi ala Smash dengan sosis So Nicenya 'ayo ayo ayo kita makan, kita makan SoNis (Soto Manis red) >.< Akhirnya saya menyiasati SoNis saya dengan garam huhuhu.
Ga khas kalau di Jogja ga ketemu sama yang namanya pengamen. Ketika makan, datang seorang abang pengamen. Dia menyanyikan lagu berbahasa Jawa yang saya sama sekali ga ngerti apa artinya. Kata Sata, lagunya itu bercerita soal cinta. Sambil makan dan mendegarkan si abang berdendang, saya benar-benar merasakan ketenangan kota ini. Semua serba lembut, enjeh-enjeh ga kayak di Medan yang semua ribak sude.
Selesai makan, saya menemani Sata membeli bahan kain untuk keperluan kawinan abangnya dan wisudanya. Sibuk mencari warna kunyit untuk keperluan kawinan, akhirnya Sata jatuh hati sama sebuah kain biru tua untuk wisudanya. Kebetulan sang mama kepengen di wisudanya nanti mereka berbaju kembar, akhirnya kami mendapat rekor bolak balik masuk ke toko kain itu. Sebelumnya sudah ada kain biru terang ala Kate Middleton, namun Sata merasa kurang sreg. Menurutnya terlalu lip lap lip lap (berkilat red). Akhirnya Sata melabuhkan pilihannya kepada kain berwarna biru gelap yang kurang berkilat. Maka jadilah Sata Middleton Kelantan wahaha..!! ^^ Keluar dari toko kain, singgah sebentar membeli minum dan permen. Namun harga permennya tidak tertera. Saya pun bertanya 'mbak ini harganya berapa?' Si mbak menjawab 'ddua ribbuu' (penekanan di huruf D sama R). Saya pun tersenyum geli ^^
Selesai urusan kain, akhirnya kami menyatukan kekuatan bersama Duo Racun (Tio dan Eko). On the way menyatukan kekuatan, ketika di lampu merah, kami mengalami insiden tabrakan. Sebuah mobil Avanza hitam seenak jidatnya mundur dengan kencang. Saya dan Sata yang kebetulan sedang melihat foto lucu di HP panik melihat mobil Avanza itu mundur kencang. Dug!! Ala di film-film, kami berdua pun pasrah dan berteriak histeris karena Sata terlambat menekan klakson. Aaaaaaaaaaa (maaf, hiperbola lebay dikit baru merepet hahaha) ^^
Jadwal sore kami isi ke TPI (Tempat Pelelangan Ikan) di Depok (tetangganya Parangtritis). Selama di perjalanan, banyak aja cerita yang kami ceritain. Salah satunya si "anak Alay" tukang GPS info macet menjadi trend topic :P Sampai di TPI, kami pun membeli ikan. Setelah memilah-milah ikan apa ajayang mau di makan (keliatan siapa yang jarang terjun ke pasar *no mention please*) kemudian memilih tempat untuk memasaknya, maka jadilah kami makan pinggir laut sambil melihat indahnya sunset. Pulang dari Depok, kami masih juga bercerita-cerita dan topik anak Alay tetap merajai. Namun kali ini sudah ada penambahan dengan gerakan tangan. Dalamnya analisis Eko, menambahkan sebuah gerakan tangan ibarat tangan yang habis terjepit hihihi :) Sampai di Orange Kost, saatnya beristirahat ^^
Hihaaaaa Sunday Morning..!! Ayo jelajah UGM melihat ala-ala pasar malam. Saya dan Sata sarapan di sana dan ga pake mandi pagi. Setelah menjelajah dan membeli lolipop di 'pasar malam', saya sempat mendengar keluhan seorang pengunjung dengan totok Jawa-nya, "Jjera akku ke Maliboro". Lagi-lagi saya tertawa mendengarnya ^^ Pulang dari 'pasar malam' ke Orange Kost buat mandi dan makan siang. Makan siang siang itu benar-benar kalap. Nasi uduk sepuasnya. After that, saya dan Sata singgah sebentar mencari buku untuk referensi bahan kuliah saya. Setelah mendapatkan buku berjudul Teori Kritis (sebuah topik demam dangdut favorit saya), saya dan Sata kemudian menggabungkan kekuatan dengan Duo Racun buat nongkrong di Kali Milk. Sebelumnya kami sempat melewati rumah si anak Alay dan saya pun bernyanyi 'tak sengaja lewat depan rumahmu, ku melihat ada **** merah jambu' hahaha ^^
Malam hari agenda kami isi dengan berkaraoke di Inul Vista. Lagu lawas, lagu ngabisin listrik mamak, lagu smash, lagu patah ati, lagu duet sampe lagu dangdut kami hajar. Paling seru di sesi lagu dangdutnya Lolita yang berjudul Alay. Pada awalnya saya tidak familiar dengan lagu ini. Namun terikut-ikut Sata bernyanyi, akhirnya kami mengubah nada lagu ini dengan aransemen kami sendiri ^^ Pulang ke Orange Kost dan beristirahat.
Keesokan harinya, agenda di isi dengan mencari titipan. Ketika mencari parkir, si bapak tukang parkir ngomong pake bahasa Jawa. Adoooh, ora ngerti aku pak. Saya sempat merepet sama Sata "kenapa sih mereka ga gunain bahasa Indonesia aja? Masak semua di bantai pake bahasa Jawa? Jogja ini banyak pendatang, bukan dari Jawa aja". Selesai berpanas-panas, saatnya ngadem di Ambarukmo Plaza. Tiba-tiba muncul ide untuk nonton Insidius di XXI karena penasaran. Alhasil saya dan Sata nekad nonton film yang kata orang seram dan mengejutkan ini. Kami mengambil film jam 21.15 kerana sebelumnya sudah ramai. Dan benar, begitu film main terdengarlah jeritan-jeritan penonton termasuk kami berdua. Beberapa penonton ada yang sampai mengucap "Allahuakbar-Allahuakbar" hahaha ^^ kacau bah, hantunya di dalam film loooo mbak, bukan di depan mata -.- Penonton di kursi belakang saya juga berkomentar dengan logat Jawanya 'itu itu ada bocah cilik'. Saya pun langsung tertawa mendengar logatnya. Film hantu pun berubah menjadi film komedi ^^
Last day in Jogja. Saatnya pulang. Lagi-lagi Lion 'delayed' Air. Benar-benar kacau, semua penerbangan delayed semua..!! Ada salah satu penumpang bapak-bapak marah di kaunter meja Lion Air. Bapak-bapak itu emosi ingin bertemu dengan perwakilan Lion Air untuk mengatasi masalah ini. Ternyata ga selesai di meja saja, bapak-bapak ini juga melanjutkan amarahnya sampai ke dalam pesawat. Bapak-bapak itu sepertinya kesal dengan sikap pramugari Lion yang menurut saya keterlaluan memberikan jawaban. Wew -.-
Well, itu tadi sekilas cerita dari Nekad Traveller saya. After this ada beberapa cerita perjalanan saya lainnya yang tidak kalah konyolnya. Saya hanya menulis beberapa destinasi dengan pengalaman yang unyu di postingan berikutnya dengan judul Nekad Traveller 2. Check it out ya ^^
Kamis, 07 Juli 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pengalaman Membuat Surat Keterangan Berbadan Sehat Jasmani dan Rohani serta Bebas Narkoba di RSU Pirngadi Medan
Tanggal 26 Juli 2019, sekitar jam 9 pagi saya mendapat WA dari bagian kepegawaian kampus untuk melengkapi berkas salah satunya adalah mengur...
-
Tanggal 26 Juli 2019, sekitar jam 9 pagi saya mendapat WA dari bagian kepegawaian kampus untuk melengkapi berkas salah satunya adalah mengur...
-
Stereotipe Gender (Wanita) dalam Iklan Media Massa Kebanyakan kajian-kajian yang menjadikan wanita sebagai objek pengamatannya, mendapat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar